Sudah 39 tahun mantan peseapkbola PSG dan Timnas Perancis Jean-Pierre Adams terbaring lemah dalam kondisi koma. Dalam kondisi ini, sang istri, Bernadette, tetap setia menemaninya.
Di balik kisah memilukan Jean-Pierre Adams yang terbaring koma selama puluhan tahun, terdapat kisah cinta yang mengharukan.
Selama masa koma tersebut, Bernadette selalu merawat, memberi makan, hingga memandikannya.
Beginilah kisah cinta Bernadette dengan Jean-Pierre Adams.
Jean-Pierre Adams dan Bernadette Bertemu di Pesta Dansa
Jean-Pierre adalah seorang pria kelahiran Senegal, 10 Maret 1948, yang dibawa oleh neneknya ke Eropa.
Kemudian, Jean-Pierre diadposi oleh pasangan suami istri di Perancis.
Pertemuannya dengan Bernadette dimulai pada akhir 1960-an di sebuah pesta dansa.
Saat itu, kisah cinta keduanya tidak berjalan mulus, karena Bernadette menerima banyak pertentangan dari keluarganya.
Salah satu masalahnya adalah tidak lain karena perbedaan latar belakang etnis dari keduanya.
Saat itu, pernikahan antara pria kulit hitam dan wanita kulit putih memang sulit diterima oleh masyarakat.
“Namun, kami memulai hidup bersama dan memutuskan menikah. Saya mengabarkan orang tua melalui sebuah surat, termasuk undangannya. Kemudian ibu saya mengundang kami untuk makan malam bersama,” kata Bernadette, dikutip dari cnn.com, Kamis (11/3/2021).
Setelah itu, barulah hubungan cinta mereka terajut baik.
Di awal pernikahannya, mereka tinggal di Fontaineblue karena Jean-Pierre bermain di sebuah klub lokal di sana.
Kemudian, pada 1969, Jean-Pierre pindah ke Nimes.
Di masa inilah awal dari kejayaan Jean-Pierre.
Setelah membawa Nimes finis di peringkat dua klasemen, Jean-Pierre menjadi salah satu pemain kulit hitam pertama yang membela Tim Nasional Perancis.
Selain itu, Jean-Pierre juga dikenal sebagai mantan pemain di dua klub elite Perancis, Nice dan Paris Saint-Germain.
Dia bermain di Nice pada musim 1973 sampai 1977, kemudian pindah ke PSG pada musim 1977 dan bertahan di klub asal Paris itu sampai 1979.
Sebagai pemain aktif, dia terakhir membela klub Chalon pada 1981.
Cedera Parah, Malpraktik, hingga Koma
Ketika kariernya mulai redup, Jean-Pierre memutuskan untuk melatih anak-anak muda.
Dia kemudian pergi ke Dijon untuk belajar melatih tim sepakbola.
Saat berada di Dijon, Jean-Pierre mengalami cedera pada lututnya.
Setelah memeriksakan kondisi lututnya pada seorang dokter di Lyon, Jean-Pierre dijadwalkan operasi pada Rabu, 17 Maret 1982.
Namun, saat hari operasi tiba, pihak rumah sakit malah memprioritaskan kasus lain, sehingga Jean-Pierre dianggap bukan sebagai pasien prioritas.
Petugas medis yang memberikan anestesi malah salah memberikan dosis pada Jean-Pierre.
Akibatnya, Jean-Pierre Adams kekurangan oksigen dan mengalami kerusakan otak.
Setelah itu, Jean-Pierre meninggalkan rumah sakit dalam keadaan tidak bisa berbicara, berjalan, dan menggerakkan tubuhnya sama sekali.
Bernadette Setia Merawat Jean-Pierre Adams
Selama koma, Jean-Pierre selalu mendapat perawatan dari sang istri, Bernadette.
Jean-Pierre, kata Bernadette, bisa merasakan jika ada seseorang yang memberi makan selain dirinya.
“Dia merasakan kalau itu bukan saya yang memberinya makan dan merawatnya. Seorang perawat mengatakan hal itu pada saya. Saya rasa dia merasakannya dan mengenali suara saya,” katanya.
Setiap hari, Bernadette mengganti pakaiannya, mencukur jenggot Jean-Pierre, dan menyiapkan makanan.
Kemudian, dia juga lah yang mengantarkan Jean-Pierre ke toilet.
Belum cukup sampai di situ, Bernadette juga membantu kinesiologis memastikan paru-parunya sehat.
Jika semuanya lancar, Bernadette bisa beristirahat pukul 20.00.
Namun, jika sesuatu terjadi pada malam hari, dia bisa begadang semalaman menjaga Jean-Pierre.
Bernadette juga mengatakan bahwa dia dan keluarga tidak pernah melewatkan perayaan bersama Jean.
“Tidak ada yang pernah lupa memberikan Jean-Pierre Adams hadiah, untuk ulang tahunnya, Natal, atau Hari Ayah,” kata Bernadette.
Cinta Bernadette pada Jean-Pierre begitu besar, hingga dia tidak ingin meninggal lebih dulu sebelum sang suami meninggal.
Pasalnya, jika meninggal duluan, dia khawatir tidak ada orang yang akan merawan Jean-Pierre.
“Dia akan meninggal tanpa diperhatikan. Dia membutuhkan saya untuk makan. Kalau saya tidak melakukannya, siapa yang akan melakukannya?” katanya.
Petugas Anestesi Dihukum Ringan
Setelah mengetahui kronologi bagaimana Jean-Pierre koma, sejumlah klub yang pernah dibela Jean-Pierre membantu Bernadette menuntut petugas anestesi tersebut.
Ironinya, di tengah penderitaan Jean-Pierre, petugas anestesi yang salah memberikan dosis pada Jean-Pierre malah mendapat hukuman yang ringan.
Petugas anestesi itu hanya didenda sebesar 750 Euro atau sekira Rp12,7 juta pada tahun 1989.
Sementara, keluarga Jean-Pierre menanggung beban berat selama puluhan tahun.
***
Semoga artikel ini bermanfaat untuk Sahabat 99 ya!
Jangan lewatkan informasi menarik lainnya di portal Berita 99.co Indonesia.
Kamu sedang mencari apartemen di Tangerang?
Bisa jadi Apartemen Transpark Bintaro adalah jawabannya!
Cek saja di 99.co/id untuk menemukan rumah idamanmu!