Setelah melaksanakan sholat Idul Fitri, biasanya dilaksanakan khutbah dari imam atau tokoh penting setempat. Tema yang dibawa juga bermacam-macam, salah satunya kisah sedih yang menyentuh hati. Nah buat kamu yang sedang mencari inspirasi teksnya, kali ini Berita 99.co Indonesia telah menghimpun contoh khutbah idul fitri sedih pada artikel ini!
Saat merayakan Idul Fitri, umat Islam disunahkan untuk melaksanakan ibadah salat Idul Fitri atau yang disebut salat Id.
Melansir buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, waktu salat Idul Fitri dimulai dari terbit matahari sampai tergelincirnya.
Setelah salat Idul Fitri, umat Islam dianjurkan untuk mendengarkan khutbah.
Banyak tema khutbah sholat id yang bisa dibawakan, salah satunya adalah khutbah Idul Fitri sedih tentang orang tua dan lainnya.
Nah, kali ini Berita 99.co Indonesia telah menghimpun contoh teks khutbah Idul Fitri sedih yang bisa kamu lihat pada uraian di bawah ini.
Teks Khutbah Idul Fitri Sedih
1. Khutbah Idul Fitri Paling Sedih
Tiada kalimat lain yang paling layak kita ungkapkan pada kesempatan yang mulia ini, selain kalimat Alhamdulillahirabbil alamin, puja dan puji syukur kepada Allah swt Tuhan semesta alam yang telah menganugerahkan nikmat yang tidak bisa kita hitung satu persatu. Di antara nikmat agung itu adalah masih diberinya kita kemampuan untuk menghirup udara dunia sekaligus anugerah umur panjang sehingga kita masih bisa beribadah kepada-Nya serta masih berkesempatan untuk berkumpul bersama orang-orang yang kita cintai di sekeliling kita.
Semua ini adalah nikmat yang agung. Terlebih pada momentum Hari Raya Idul Fitri yang menjadi perayaan kemenangan dan kebahagiaan. Sebuah hari raya di mana takbir, tahmid, dan tahlil berkumandang di berbagai penjuru dunia menandai kembalinya fitrah umat Islam seperti bayi yang terlahir kembali ke dunia ini.
Maasyiral Muslimin wal Muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,
Dalam catatan sejarah, awal mula dilaksanakannya hari raya Idul Fitri adalah pada tahun ke-2 Hijriah. Saat itu kaum Muslimin mendapatkan kemenangan besar dalam perang Badar.
Perayaan kemenangan yang diraih umat Islam pada waktu itu, secara tidak langsung merayakan dua kemenangan yakni kemenangan atas telah paripurnanya menjalankan kewajiban puasa di bulan Ramadhan dan kemenangan dalam perang badar.
Dalam tradisi bangsa Indonesia, Hari Raya Idul Fitri terkenal dengan nama Lebaran. Para ahli bahasa menyebut bahwa kata Lebaran salah satunya berasal dari bahasa Jawa yakni ‘lebar’ yang memiliki arti ‘selesai’. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri, kata Lebaran dimaknai sebagai hari raya umat Islam yang jatuh pada 1 syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan.
Makna ini selaras dengan kenyataan, bahwa pada hari Lebaran, kita sudah selesai menjalankan kewajiban berpuasa dan mewujudkannya dalam bentuk perayaan kebahagiaan sebagai wujud syukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.
Pada hari ini kita berbahagia bersama dan saling menyampaikan doa dengan berbagai bentuk redaksi seperti: ‘taqabbalallahu minnaa wa minkum’ yang artinya “semoga Allah menerima (amal ibadah Ramadlan) kita”. Dan juga doa “wa ja’alanallaahu wa iyyaakum minal ‘aaidin wal faaiziin’ yang artinya ‘Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang beruntung atau menang.’
Sebuah doa yang berisi harapan mendalam agar setelah melaksanakan rangkaian ibadah di bulan Ramadhan ini kita akan benar-benar kembali suci dan beruntung mencapai kemenangan dengan predikat sebagai orang-orang yang bertakwa. Hal ini telah Allah sebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
2. Khutbah Idul Fitri Sedih tentang Orang Tua
Jamaah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah.
Coba kita ingat kembali dan kita amati bersama mungkin pada tahun yang lalu ataupun pada bulan ramadhan yang lalu, kita masih berkumpul bersama dengan keluarga, masih berada dalam pelukan sang ibu dan masih merasakan cinta dan kasih sayang dari seorang ayah, orang tua yang seraya menjadai cahaya dalam kegelapan jadi penuntun dikala kita jatuh, membina dan merawat kita, mulai dalam kandungan sampai kita dewasa akankah kita menjadi anak yang tidak tau berterimakasih, akankah kita menjadi anak yang durhaka yang tidak mau melihat senyum di bibir mereka, yang berkorban membina dan merawat kita.
Mohon maaf! Mengapa kita menjadi anak yang terbaik, menjadi anak yang soleh dan solehah mengapa kita mendapatkan pendidikan yang baik, mengapa kita mendapatkan rezeki yang barokah. Demikian itu tidak lain dan tidak bukan adalah berkat doa dari ayah dan ibumu.
Melalui kesempatan yang penuh barokah ini Khotib mengetuk hati setiap iman kita yang hadir diksempatan yang barokah ini, seluruh amal ibadah kita sholat, puasa, infak, Shodaqoh, zakat bahkan haji dan umroh kita seluruhnya tertolak dihadapan Allah Swt, jikalau ayah dan ibu kita belum meridhoi seluruh amal ibadah kita dihadapan Allah Swt.
Bagi anak yang durhaka yang hari ini selalu menyakiti hati kedua orang tuanya, mungkin beberapa hari yang lalu, mungkin beberapa bulan yang lalu, mungkin beberapa saat yang lalu, pada tahun yang lalu, kita pernah menyakiti hati kedua orang tua kita, mungkin kita pernah memukul ayah dan ibu kita, bebrapa kali kita mendobrak pintu, beberapa kali kita menggertak ayah dan ibu kita, bahkan kita menjadi musuh dalam hidup dan kehidupan mereka.
Istighfar… mohon ampun kepada Allah, jikalau hari ini masih ada anak yang hadir di majelis yang mulia ini, yang barokah ini yang masih punya dosa kepada ayah ibunya, sesungguhnya sholatmu tidak akan diterima Allah, infak sedekah ditolak oleh Allah, bahkan puasa hajimu sah! Tetapi tidak diterima seluruhnya dihadapan Allah Swt, jikalau masih ada dosa dan noda yang pernah kita titipkan lewat lisan kita kepada ayah ibu kita.
Coba kita lihat kembali bagaimana perjuangan seorang ibu melahirkan kita kemuka bumi ini. Darah bercucuran, keringat tidak lagi terhenti, ibu menangis dihadapan Allah Swt, setiap lisan yang keluar dari bibirnya adalah untuk anaknya.
Coba engkau kembali ke pangkuan ibumu 3x. Ibu akan menerima anaknya dengan lapang dada, apa yang akan keluar dari lisan ibu “Sabar Annaku, ibu akan tetap menyencintai dan menyayangimu nak” itu ucapan yang akan selalu keluar dari lisan ibu kita yang ikhlas yang tulus tidak pernah ada duanya.
Oleh itu dikesempatan yang singkat ini dikhotbah idul fitri yang barokah ini semuanya yang hadir, yang masih mampu menatap wajah ibunya datang lah menatap wajah ibumu dengan tatapan kasih sayang, yang masih mampu mencium jari jemari dari ayah ibunya ciumlah tangannya sebelum keduanya tertimbun tanah, sebelum keduanya masuk ke alam kubur alam barzah.
Seorang anak yang paling bakhil dihadapan Allah dan Rosulnya, kata Nabi “Anak yang paling bakhil adalah anak yang tidak pernah mendoakan ayah ibunya” yang tidak mau merawat ayah ibunya.
Jamaah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah.
Di hari nan fitri inilah waktu yang tepat bagi seorang anak untuk meraih kedua tangannya yang sudah nampak keriput dimakan usia.
Mintalah keridhoan dan keikhlasannya untuk bekal hidup kita. Dan marilah berdoa agar ia selalu mendapatkan perlindungan dan kesehatan serta kemudahan dari Allah Swt.
3. Khutbah Idul Fitri yang Membuat Jamaah Menangis tentang Orang Tua
Jamaah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah.
Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah Yang Maha pemurah atas segala kemurahan rahmat dan karunia-Nya, bimbingan dan pertolongan-Nya, taubat dan maghfirah-Nya selama dalam bulan Ramadan yang mulia, sehingga kita dapat menyelesaikan ibadah puasa kita sebulan penuh dengan sebaikbaiknya.
Segala macam pantangan dan larangan di siang Ramadan telah berhasil kita hindarkan. Mental dan budi pekerti telah berusaha kita tingkatkan ke arah yang lebih mulia. Kemurahan hati dan kedermawanan kita teruji dengan mengeluarkan shodaqah, zakat fitrah, dan zakat yang lain kepada kaum yang memang membutuhkan dan berhak menerimanya.
Mari kita sambut kedua tangan ibu dan bapak seraya bersimpuh dihadapannya, mohon agar dimaafkan segala kesalahan yang telah kita perbuat selama ini dan mohon do’a kepada Allah untuk orang tua kita yang masih hidup, lebih-lebih yang sudah tiada.
Mari kita saling maaf-maafan antara suami istri, serta saling maaf memaafkan antara satu dengan yang lainnya dan saling kunjung-mengunjungi, sehingga kita dapat bersih secara lahir maupun batin.
Kemudian, sejenak tundukkan kepada seraya mengangkat tangan, ingat lah orang tua yang telah melahirkan, dan membesarkan kita yang tak kenal lelah. Sekarang mereka telah tiada dan mereka mengharapkan doa dari kita yang masih hidup ini.
Sebagai akhir khutbah ini, marilah kita bersama memohon kepada Allah semoga seluruh amal
ibadah kita, puasa kita, sholat kita, i’tikaf kita dan amalan lainnya di bulan ramadhan dan bulan-bulan sebelumnya diterima sisi Allah Swt dan semoga dosa-dosa kita, baik disengaja atau tidak diampuni-Nya.
Serta semoga kita bersama-sama masyarakat, bangsa, dan negara diberi aman dan sentosa dengan mendapat ridla Allah Swt.
4. Khutbah Idul Fitri Sedih dan Mengharukan
Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Sholat Idul Fitri yang Diberkahi Allah SWT.
Ketika dibulan Ramadhan sering selali kita mendengar bahwa Rosululloh SAW pernah bersabda yang kurang lebih seperti ini artinya : “Ketika masuk bulan Ramadan maka syaitan-syaitan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup” (HR Bukhari dan Muslim).
Sudah pastinya ketika sudah memasuki bulan suci tentunya, para syetan akan di iket dan semua pintu surga akan dibuka, bahkan pintu nerakan juga akan ditutup semua, namun hadits tersebut tidak dapat dipahami dengan tekstual, namun untuk memahami makna tersebut harus dengan makna majazi.
Setan dibelenggu di bulan Ramadan bukan berarti setan tidak akan menggoda manusia untuk melakukan perbuatan dosa, buktinya saat puasa pun masih banyak yang tidak shalat dan batal puasa lantaran tidak kuat menahan lapar dan akhirnya pergi mencari makan.
Secara majazi, setan dibelenggu berarti umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa diberikan kemampuan lebih oleh Allah untuk tidak menuruti bisikan-bisikan setan.
Lantas apa yang dimaksud dengan adanya kata pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup? Yang dimaksud pintu surga dibuka karena di bulan puasa amal shaleh akan dilipat gandakan pahalanya sehingga kesempatan masuk surga jadi lebih besar.
Sedangkan pintu neraka ditutup berarti di bulan puasa kesempatan kita untuk melakukan perbuatan dosa lebih kecil dibandingkan dengan bulan-bulan biasa.
Hadirin Hadirot Rahimakumullah.
Tentunya kita semua sudah mempunyai kalimat tahuid yang sering sekali kita baca ketika melaksanakan solat, walaupun kita mempunyai kalimat tahuid didalam hati kita semua bisa jadi tidak dapat kita gunakan untuk membuka pintu-pintu surga, hal itu dikarenakan pintu surga terkunci dari dalam.
Karena dengan kalimat tahuid saja kita belum cukup untuk membuka pintu-pintu tersebut, banyak sekali sekrang ini yang mengaku-ngaku islam namun tidak pernah melakukan kebaikan didalamnya, jika kita semua ingin membuka pintu tersebut marilah kita berlomba-lomba dalam kebaikan.
Karena dengan amal kebiakanlah bisa membuka semua pintu-pintu tersebut, dan bahkan amal kebaikan kita dapat menemani kita ketika kita didalam kubur, dan sebagaimana Rosululloh pernah bersabda, tentang amal-amal yang dapat mengetuk pintu suraga, yaitu seperti ini haditsnya. :
«أَفْشُوا السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا الْأَرْحَامَ، وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ»
Hadirin Hadirot Rahimakumullah.
Nasihat ini disampaikan oleh Rosululloh SAW saat memasuki kota Madinah. Dalam hadis tersebut ada empat amalan yang dapat membantu kita mengetuk dan membuka pintu surga.
Pertama, menebarkan salam. Salam secara bahasa dipahami sebagai ucapan, yaitu assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Dan ini adalah ucapan salam yang harus kita jadikan sebagai tradisi baik kita.
Salam juga dimaknai sebagai keselamatan dan perdamaian. Setiap muslim di manapun berada dituntut untut menebarkan keselamatan dan perdamaian, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan.
Sebagai wujud keimanan kepada Allah SWT. Dan tidak patut seorang muslim menimbulkan keresahan, kerusakan, dan kehancuran tatanan kehidupan, karena itu menjadi penghalang baginya untuk masuk surga.
Kedua, memberi makan. Di antara hikmah diwajibkannya puasa Ramadan adalah agar kita dapat merasakan lapar dan dahaga. Sementara, banyak orang yang lapar bukan karena puasa, tetapi kelaparan karena ketiadaan. Dan lapar di sini tidak terbatas dengan kosongnya perut dari makanan dan minuman, tetapi kosongnya akal dari ilmu.
Maka, dalam konteks ini kita dituntut tidak hanya berbagi makanan sebagai nutrisi badan, tetapi juga berbagi donasi pendidikan sebagai nutrisi jiwa bagi yang membutuhkan.
***
Semoga bermanfaat, Property People.
Temukan informasi menarik lainnya hanya di Berita.99.co.
Ikuti Google News dari Berita 99.co Indonesia agar kamu mendapat ragam informasi terbaru.
Menemukan listing rumah terlengkap di www.99.co/id #segampangitu.
Cek sekarang juga!