Berita Ragam

5 Khotbah Natal Terbaik untuk Renungi Makna Kelahiran Yesus Kristus | Hadirkan Damai Sukacita di Lingkunganmu!

5 menit

Bukan tentang perayaan, Hari Natal harus kita sambut dengan perenungan tentang makna kelahiran Yesus Kristus. Maka dari itu, yuk renungkan dan bagikan khotbah Natal ini ke lingkungan komunitas atau teman-teman di gereja!

Seperti yang telah diketahui sebelumnya, bahwa pada Hari Raya Natal, kita merayakan hari lahirnya Yesus Kristus.

Setiap tahunnya, pada tanggal 25 Desember, kita merayakannya dengan pergi ke gereja, memajang pohon natal di rumah, tukar kado, makan bersama, dan menonton film tentang Sinterklas.

Meski telah terbiasa merayakan hal ini bertahun-tahun, kita sering kali lupa akan makna natal sesungguhnya.

Tentu makna kelahiran Yesus Kristus ke dunia tentu lebih daripada sekadar perayaan tukar kado dan makan bersama.

Setiap tahun kita diajak kembali merenungkan kehadiran Yesus Kristus di dunia.

Yuk, berbagi renungan natal bersama linkungan di komunitas atau gereja kita!

Berikut ini adalah rangkuman khotbah natal yang bisa kita renungkan bersama menjelang Hari Raya Natal.

Renungan dan Khotbah Natal Terbaik

1. Cara Tuhan Mengabulkan Doa (Lukas 1:5-25)

ilustrasi Zakharia dan Elisabeth

sumber: pejesdb.com

Khotbah natal pertama yang mengajak kita merenung di hari raya ini adalah kisah ketekunan Zakharia dalam berdoa.

Meski bukan seorang nabi, Zakharia adalah salah satu tokoh penting yang menjadi jalan pembuka bagi kedatangan Mesias.

Maka dari itu, tidak heran jika kisah Zakharia terus dibacakan dalam ibadat perayaan Natal.

Zakharia merupakan seorang imam yang taat dan sewaktu-waktu bisa dipanggil untuk bertugas di Bait Suci.

Dikisahkan, ketika Zakharia dan istrinya, Elisabeth, menginjak usia yang cukup tua, mereka belum dikaruniai seorang anak.

Namun, di usia yang sangat tua, Elisabeth malah mengandung seorang bayi.

Bayi inilah yang kemudian tumbuh menjadi Yohanes Pembaptis.

Sebelum mengetahui bahwa sang istri hamil, Zakharia sempat melihat malaikat Tuhan menampakkan dirinya kepada Zakharia.

Lalu, bagaimana Tuhan mengabulkan doa Zakharia melalui ketaatannya dalam beriman?

Berikut beberapa hal yang dapat direnungkan dari kisah hidup Zakharia.

a. Selalu Hidup Saleh

Setiap orang yang sangat menginginkan sekali memiliki keturunan, tentu akan merasa kecewa ketika permohonannya tidak dikabulkan.

Meski tidak memiliki keturunan selama puluhan tahun, Zakharia dan Elisabeth tidak pernah menyatakan kekecewaannya pada Tuhan.

Bahkan, Zakharia dan Elisabeth terus konsisten hidup dalam kesalehan.

Hal inilah yang harus kita teladani, untuk tetap setiap pada Tuhan meski perjalanan hidup terasa sulit.

b. Setia dalam Pelayanan

Sebagai seorang imam, Zakharia tentu harus siap ketika sewaktu-waktu dipanggil bertugas di Bait Allah.

Zaman dulu, untuk mendapat giliran bertugas di Bait Suci, seorang imam harus menunggu berdasarkan urutan undian.

Bisa saja seorang imam bertugas setahun sekali atau bahkan hanya sekali seumur hidup.

Menunggu giliran bertugas di Bait Suci dibutuhkan kesetiaan akan pelayanan dan iman.

Maka dari itu, sama seperti Zakharia, apa pun pergumulan hidup yang sedang dihadapi, tidak boleh mengurangi kesetiaan kita dalam pelayanan.

c. Rajin Berdoa

Meski selama puluhan tahun tidak kunjung juga dikaruniai seorang anak, Zakharia tetap tekun berdoa untuk meminta keturunan.

Suatu hari, ketika sedang bertugas di Bait Suci, Zakharia dihampiri malaikat.

Malaikat tersebut memberikan kabar bahwa sang istri, Elisabeth akan mengandung seorang anak.

Malaikat juga memberi tahu agar memberi nama anak itu Yohanes.

Yohanes inilah yang kemudian menjadi perintis jalan bagi Yesus Kristus.

Yohanes juga yang membaptis Yesus di Sungai Yordan.

Kisah ini sering disampaikan kembali dalam khotbah natal sebagai renungan bahwa jika kita terus berdoa, Tuhan akan mengabulkan doa itu entah bagaimana caranya dan bahkan melalui cara yang dirasa tidak mungkin bagi akal manusia.

2. Jati Diri Yesus (Lukas 1:32-38)

ilustrasi Bunda Maria menggendong bayi Yesus

Dalam setiap khotbah natal, kita juga diingatkan tentang jati diri Yesus sebenarnya di dunia ini.

Saat Malaikat Gabriel menampakan dirinya kepada Bunda Maria, dia menjelaskan tentang tiga jati diri Yesus.

a. Yesus adalah Anak Tuhan Maha Tinggi

Dalam iman Kristen, semua pengikut Yesus disebut sebagai anak Tuhan.

Namun, dalam konteks Yesus, kita berbicara Anak Allah dalam makna keilahian.

Dalam Lukas 1 ayat 32a disebutkan, “Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapak leluhur-Nya,”.

Dalam konteks keilahian, Malaikat Gabriel ingin menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan yang turun ke dunia menjadi manusia.

b. Raja yang Kekal

Saat bertemu Maria, Malaikat Gabriel juga mengatakan bahwa Yesus adalah raja yang kekal.

Raja yang dimaksud Gabriel adalah raja dalam artian secara rohani, bukan politis.

Malaikat Gabriel juga mengatakan bahwa Yesus adalah mesias yang dijanjikan Tuhan.

Namun, sayangnya, banyak orang Israel menyalahartikan janji Tuhan tersebut dengan mengira bahwa mesias adalah raja untuk orang Israel saja.

c. Kekudusan Yesus

Malaikat Gabriel mengatakan kepada Maria bahwa anak yang akan dikandungnya adalah Kudus.

Dalam Lukas 1 ayat 35, berbunyi seperti ini, “Jawab malaikat itu kepadanya (Maria): “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah,”.

Dalam ayat tersebut, diartikan bahwa Yesus bukanlah anak yang dilahirkan dari hubungan suami-istri.

Yesus lahir karena kehendak Tuhan.

Melalui Maria, Tuhan hadir ke dunia dalam wujud Yesus Kristus.

Hanya Tuhan sendirilah yang dapat menjadi juru selamat umat manusia dan menghapuskan semua dosa.

Maka dari itu, dalam setiap khotbah natal, kita akan selalu diingatkan tentang jati diri Yesus ini.



3. Cara Tuhan Memilih Orang untuk Rencana-Nya (Matius: 1-17)

khotbah natal tentang cara Tuhan memilih orang

sumber: Freepik.com/jcomp

Salah satu khotbah natal yang penting adalah kita harus mengingat bahwa Tuhan sering kali menggunakan orang yang dianggap “lemah” untuk karya-Nya.

Sebelum melahirkan mengandung bayi Yesus, Maria hanyalah seorang wanita biasa.

Namun, ternyata Tuhan memilih Maria untuk menggenapi rencana-Nya pada umat manusia.

Selain Maria, di Alkitab sebenarnya ada beberapa orang yang “dianggap lemah” tetapi justru dipakai Tuhan.

a. Rahab

Rahab sebenarnya adalah seorang pelacur di Kota Yerikho, kota pertama yang ditaklukkan Bangsa Israel.

Selain memiliki jejak rekam “cacat moral”, Rahab juga bukan perempuan asli Israel.

Dalam perjuangan merebut Kota Yerikho, Yosua mengirim dua pengintai ke Yerikho.

Kedua pengintai tersebut disembunyikan Rahab di dalam rumahnya.

Tindakan berani ini membuat Rahab masuk dalam deretan nama pahlawan.

Setelah Kota Yerikho benar-benar jatuh ke tangan Israel, hanya Rahab dan keluarganya yang diselamatkan.

Kemudian, Rahab menikah dengan Salmon, seorang pria dari suku Yehuda, dan melahirkan Boas.

Boas lalu menikah dengan Rut yang menjadi kakek buyut Raja Daud.

b. Rut

Rut sebenarnya hanya wanita biasa yang percaya pada Tuhan.

Dia merupakan menantu dari seorang wanita bernama Naomi.

Naomi sendiri memiliki dua orang anak, yaitu Mahlon dan Kilyon.

Kedua anaknya itu menikah dengan wanita bernama Orpa dan Rut.

Setelah 10 tahun hidup bersama, akhirnya Mahlon dan Kilyon meninggal.

Kemudian Naomi meminta Orpa dan Rut pulang ke rumah orang tuanya.

Orpa setuju, namun tidak dengan Rut yang memilih mengikuti mertuanya pulang ke Betlehem.

Di Betlehem, Rut kemudian bertemu dengan Boas.

Dari pernikahan Rut dengan Boas, lahirlah Obed, yang kemudian memiliki anak bernama Isai.

Isai sendiri adalah ayah dari Daud.

4. Berserah Kepada Tuhan (Lukas 1:26-32)

khotbah natal tentang penyerahan diri kepada Tuhan

Salah satu renungan natal yang paling penting adalah kita harus mengingat untuk selalu berserah kepada Tuhan.

Dalam banyak khotbah natal, kita sering diingatkan bagaimana Maria secara tiba-tiba diberi tahu bahwa dia mengandung bayi dari Tuhan.

Tidak hanya Maria yang kaget, sang tunangan, Yosef, juga kaget dengan kabar ini.

Stigma hamil di luar nikah tentu dianggap sebagai aib yang memalukan pada masa itu dan terancam hukuman mati.

Lalu bagaimana Maria dan Yosef sanggup menghadapi pergumulan ini?

a. Bertanya kepada Malaikat

Saat diberi tahu bahwa dalam perutnya mengandung bayi seorang mesias, Maria tidak diam begitu saja.

Kepada Malaikat Gabriel, Maria menanyakan cara untuk menghadapinya.

Dalam Lukas 1 ayat 34-35 disebutkan, “Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?”

“Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau, sebab itu, anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut Kudus, Anak Allah,”.

b. Rendah Diri dan Pasrah

Dalam setiap renungan natal, kita juga diajak untuk rendah diri di hadapan Tuhan.

Meski gundah saat diberi tahu Malaikat Gabriel bahwa dirinya akan mengandung Yesus, Maria dengan rendah hati mengatakan, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu,” (Lukas 1:38).

Dari ayat ini, kita diajarkan bahwa sebagai seorang hamba Tuhan, kita tidak memiliki kuasa apa pun.

Namun, seperti yang disampaikan Malaikat Gabriel (Lukas 1:37), bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.

5. Makna Kelahiran Yesus Kristus (Lukas 1:67-75)

khotbah natal tentang makna kelahiran Yesus

Khotbah natal yang paling utama adalah untuk merenungkan tujuan Yesus Kristus lahir di dunia.

Setidaknya ada beberapa tujuan Yesus lahir ke dunia.

a. Menggenapi Janji Tuhan

Dalam Kitab Perjanjian Lama, sering disebutkan bahwa Tuhan menjanjikan akan turunnya seorang mesias yang menjadi juru selamat.

Dalam Perjanjian Lama, Tuhan berfirman bahwa akan lahir seorang juru selamat dari keturunan Daud.

Dengan begitu, kelahiran Yesus Kristus ke dunia adalah sebagai penggenapan atas nubuat nabi-nabi di Perjanjian Lama.

Dalam Kitab Kejadian 12:1-3, Tuhan berjanji kepada Nabi Abrahan, bahwa seluruh bumi akan diberkati dan diselamatkan.

b. Menebus Dosa Manusia

Renungan natal yang selalu diulang adalah mengenai karya penebusan dosa yang dilakukan oleh Yesus.

Melalui perayaan Natal, kita diajak untuk bersukacita karena kelahiran Yesus berarti melepaskan umat manusia dari dosa.

Kita harus mengingat bahwa Tuhan rela merendahkan dirinya datang ke dunia sebagai manusia untuk menebus dosa umat manusia.

c. Mengajarkan Manusia untuk Beribadah secara Baik

Renungan khotbah natal yang terakhir adalah mengingatkan bahwa Yesus lahir ke dunia agar manusia dapat beribadah secara baik kepada Tuhan.

Melalui teladan Yesus, kita diajak untuk beribadah dan menyerahkan diri secara total kepada Tuhan.

“Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran,” (Yohanes 4:24).

***

Itulah renungan dan khotbah natal terbaik yang bisa dibagikan kepada teman-teman dan saudara.

Semoga artikel ini bermanfaat untuk Sahabat 99 ya!

Jangan lewatkan informasi menarik lainnya di Portal Berita 99.co Indonesia.

Kamu sedang mencari rumah di Bali?

Bisa jadi Damara Village adalah jawabannya!

Cek saja di 99.co/id untuk menemukan rumah idamanmu!




Theofilus Richard

Penulis konten | Semoga tulisanku berkesan buat kamu

Related Posts