Sedang mencari referensi mengenai khotbah Kristen tentang kehidupan sebagai siraman rohani? Yuk, lihat informasinya pada artikel ini!
Khotbah adalah sebuah pemaparan yang berisi pesan, teguran, dan nasihat, yang biasanya berhubungan dengan ajaran agama atau kepercayaan tertentu.
Pada agama Kristen, khotbah menjadi salah satu bagian dalam ibadah Hari Minggu dan menjadi bagian dalam renungan harian, yang biasanya disampaikan oleh pemimpin ajaran yaitu Pendeta atau Pastur.
Tujuan dari khotbah ini adalah memberikan teguran dan pesan kepada umat beragama untuk kembali mengevaluasi diri dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Tema yang kerap disampaikan dalam khotbah Kristen bermacam-macam, adapun salah satunya adalah tentang kehidupan.
Nah, kali ini Berita 99.co Indonesia telah menghadirkan referensi khotbah Kristen tentang kehidupan.
Melansir dari banyak sumber, lihat contoh khotbahnya pada uraian di bawah ini.
Khotbah Kristen tentang Kehidupan
1. Khotbah Kristen tentang Kehidupan
Ayub 40:3 “Apakah engkau hendak meniadakan pengadilanKu, mempersalahkan Aku, supaya engkau dapat membenarkan dirimu?”
Tuhan merasa tersinggung karena sikap Ayub dan teman-temannya yang memperdebatkan untuk membenarkan diri. Seolah-olah di sini Tuhan bukanlah subyek melainkan objek yang dipakai untuk membenarkan diri sendiri.
Dari renungan singkat ini kita bisa memahami bahwa tidak ada yang lebih kuat daripada kuasa Tuhan. Kita tidak perlu memegahkan diri karena kekuatan pribadi dan mencari pembenaran. Kita harus merasa rendah dan tidak layah.
Ketika kamu sedang berada di titik paling bawah kehidupan, kamu akan merasakan kuasa Tuhan. Kasih Tuhan akan senantiasa memberikan kekuatan untuk dirimu dan memberikan kekuatan untuk menghadapi masalah tersebut.
2. Khotbah Kristen Singkat dan Jelas
Hidup ini adalah perjuangan. Kita boleh ada sebagaimana kita ada saat ini berkat berbagai tantangan yang telah berhasil kita lalui di masa lalu.
Setiap tantangan itu bisa kita lalui berkat penyertaan Tuhan yang tak pernah meninggalkan kita. Keberadaan kita saat ini merupakan bukti nyata atas penyertaan tersebut.
Untuk itu, kita harus terus beriman dan menaruh harap kepada-Nya. Untuk mempertahankan iman kepada Tuhan, kita tidak bisa mengandalkan kekuatan sendiri. Karena kita hanyalah manusia yang memiliki banyak keterbatasan.
Tuhan mengetahui keterbatasan kita, sehingga Ia mengirimkan penolong bagi kita, yakni Roh Kudus untuk menguatkan kita.
Rasul Paulus di dalam Efesus 6:12 mengatakan bahwa perjuangan kita adalah melawan kuasa kegelapan dan tipu daya iblis, yang terkadang menyamar sebagai malaikat, sehingga membuat kita jauh dari Tuhan.
Mempertahankan iman kepada Tuhan Yesus memang membutuhkan perjuangan. Salah satu contohnya di dalam Alkitab adalah Ayub.
Ia mampu mempertahankan imannya kepada Tuhan sekalipun sedang dilanda badai kehidupan yang teramat parah. Lewat keteguhan imannya, Tuhan pun memulihkan kehidupan Ayub.
Ayub patut kita jadikan sebagai teladan untuk untuk tetap bertahan di tengah badai kehidupan. Imanilah bahwa tangan Tuhan selalu menopang kehidupan kita, sehingga kita mampu bertahan dan keluar dari badai itu dengan baik. Pada akhirnya kita akan meraih hadiah yang Tuhan sediakan, yakni mahkota kehidupan.
Dari khotbah di atas, ada 3 hal yang harus dilakukan untuk menerima mahkota kehidupan, yakni:
- Senantiasa hidup dengan iman
- Tidak melepaskan keyakinan kita
- Tidak mengundurkan diri dari persekutuan bersama Tuhan
3. Khotbah tentang Kehidupan Sekarang
Salah satu yang menentukan baik atau buruknya kehidupan kita adalah pergaulan.
Pergaulan yang baik tentu akan membawa kita ke arah yang lebih baik pula.
Pun, begitu sebaliknya, apabila kita bergaul dengan orang yang kurang baik maka sikap dan perilaku kita juga akan buruk.
“Siapa bergaul dengan orang bijak akan menjadi bijak akan menjadi bijak tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.” (Amsal 13:20).
Maka dari itu, sangat penting bagi kita untuk memilih pergaulan.
Pasalnya, pergaulan yang kita jalani saat ini bisa mengubah sikap dan membentuk karakter kita seiring berjalannya waktu.
Jangan sampai kita salah memilih teman untuk bergaul sehingga kita jatuh ke dalam dosa.
Pilihlah pergaulan yang dapat membangun dan menuntunmu ke dalam kebaikan.
Tuhan Yesus memberkati.
4. Contoh Khotbah Kristen
Di dalam kehidupan kita pasti ada musim naik dan turun, karena tidak selamanya kita berada di atas atau di posisi yang enak.
Ada kalanya Tuhan izinkan kita mengalami turunan dan ada kalanya juga kita mengalami goncangan dan ada kalanya kita juga diizinkan mengalami nanjak, naik dan diberkati.
Saat ini mungkin banyak di antara kita yang tidak bisa menghandle ketika kita sedang mengalami penurunan. Bahkan sering kali kita menyalahkan Tuhan ketika mengalami keadaan tersebut.
Karena kita mau di dalam kehidupan kita selalu di atas dan menikmati semua berkat Tuhan yang begitu nikmat.
Hal tersebut Tuhan izinkan karena ketika kita sedang mendapatkan berkat dan semua kegiatan kita tidak mengalami kendala pasti kita akan lupa ke Gereja, lupa berdoa, bahkan lupa bahwa yang berkuasa di atas diri kita itu Tuhan sendiri.
Bahkan kita bisa lupa butuh Tuhan ketika mengalami semua berkat dan hidup enak. Ingat saudara bahwa tidak selamanya penuruan itu buruk dan tidak selamanya penaikkan itu baik.
Ingat Yeremia 17:7 “diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan”. Amin.
5. Khotbah Kristen Singkat dan Menarik
“Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya.” (2 Petrus 1:16)
Sekarang juga banyak yang menjadi pelayanan Tuhan hanya sebagai tokoh yang memerankan sebuah perintah seperti halnya “sinetron”. Kenapa bisa begitu? Karena banyak yang tidak sesuai antara kehidupan saat berpelayanan dengan kehidupan aslinya.
Karena hal itulah yang menjadi zona nyaman bagi para hamba Tuhan. Banyak yang menggunakan cara tersebut agar para jemaat senang dan betah Ketika berkehidupan di Gereja.
Firman Tuhan yang keras dan tegas pasti tidak disukai oleh banyak orang, karena mereka menganggap akan menghalangi kesenangan dagingnya sendiri.
Tentu saja itu hanyalah siasat Iblis, jika kita menerima Firman Tuhan dengan hati yang gembur tanpa disadari Firman Tuhan tersebut akan tubuh subur dan membangun diri kita dari kehidupan rohani dan menjauhkan dari dosa.
Sesuai yang dituliskan di dalam kitab Ibrani 5:13-14: “Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat”
Oleh karena itu supaya kita tidak terjebak dalam jebakan Iblis, maka kita perlu rajin membaca renungan singkat Kristen setiap hari baik waktu pagi, siang dan malam.
6. Khotbah Kristen tentang Kehidupan
Hidup adalah pilihan. Kalimat ini pasti sudah tidak asing lagi bagi kita; kita sudah sering mendengarnya atau kita sendiri juga mengucapkannya. Tapi yang menjadi masalah adalah apa isi pilihan tersebut. Itulah yang kita harus bedah dengan jelas. Tentu saja pilihan yang biasa dimengerti oleh orang adalah bidang studi, pekerjaan atau profesi, jodoh, tempat domisili, dan banyak lagi. Sedangkan bagi kita, pilihannya hanya dua, yaitu: Tuhan atau dunia. Menjadi Kristen bukan berarti sudah memilih Tuhan. Apalagi kalau seseorang sudah menjadi Kristen sejak kecil, sejatinya dia tidak pernah memilih; otomatis Kristen. Ironis, banyak orang yang hidup masih di level ini. Mereka belum menemukan hidup dalam iman yang benar dan banyak orang berlabuh atau berparkir di level kekristenan semacam itu, dan itu palsu. Itu semu.
Hidup penuh dengan pilihan seperti; bila salah memilih akan berakibat fatal. Pilihan-pilihan dalam perkara sederhana atau kecil pun bisa berdampak besar. Sering kita sebagai manusia gagal untuk memilih mana yang terbaik dalam kehidupan ini, sementara waktu tidak pernah bisa diputar kembali. Jika kita memilih untuk lunak kepada diri kita, maka kehidupan akan keras kepada kita; tapi jika kita memilih keras pada diri kita, kehidupan akan lunak pada kita. Dan bukan keadaan yang menentukan keberhasilan atau kegagalan hidup kita, melainkan pilihan atau keputusan hidup kita.
Jika kita pelajari dalam Alkitab, ada beberapa tokoh yang pernah salah mengambil keputusan/menentukan pilihan dan berakibat fatal, antara lain: Adam dan Hawa. Pilihan mereka pada akhirnya menjerumuskan Adam dan Hawa ke dalam dosa. Allah benar-benar murka dan kecewa karena ciptaan-Nya tidak mengikuti perintah-Nya. Murka dan kecewa Allah berakibat pada diusirnya manusia dari Eden. Kelanjutan dari cerita Adam dan Hawa tidak berakhir sampai di situ saja, tapi terus berlanjut hingga hari ini dimana seluruh keturunannya harus bekerja keras untuk mendapatkan nafkah hidup dan merasakan sakit bersalin.
Demikian juga dengan Abraham. Ia dikenal sebagai “bapa orang percaya.” Namun ia dan Sara, istrinya, tidak sabar menunggu janji Tuhan bahwa mereka akan mendapatkan seorang anak. Hingga akhirnya, Abram menyetujui usul Sara untuk mengambil Hagar sebagai istri keduanya. Anak dari Hagar, Ismael, masih meninggalkan masalah hingga sekarang. Alkitab juga menceritakan tentang Esau. Ia adalah cucu Abraham dari Ishak yang menjual hak kesulungannya kepada Yakub. Bukan karena Esau sangat baik hati sehingga memberi dengan begitu saja hak kesulungannya, tapi karena pada saat itu ia sangat merasa lelah hingga hampir mati. Esau tidak berpikir panjang ketika ia menjual hak kesulungannya dengan sedikit roti dan sup kacang merah. Ia lebih tergiur melihat sup kacang merah hasil olahan Yakub daripada hak kesulungannya. Pada akhirnya, Esau harus menyesali kebodohannya seumur hidup.
Sepanjang kehidupan ini, akan ada begitu banyak pilihan hidup. Setiap pilihan yang kita ambil pasti memiliki kesulitan, rintangan, tantangan yang harus kita hadapi dan akan kita hadapi. Setiap kita berhasil melewatinya, bukan berarti bahwa segala sesuatunya telah selesai, namun akan ada kesulitan baru, rintangan dan tantangan yang baru, dan akan seperti itulah seterusnya. Namun, jika kita bisa memecahkan setiap persoalan tersebut dan memilih dengan tepat setiap pilihan yang terbentang di hadapan kita, kita akan menjadi lebih besar dan kuat dari sebelumnya. Pilihan kita hari ini menentukan masa depan kita, bukan saja di bumi, tapi sampai di kekekalan. Ini berlaku dalam seluruh aspek kehidupan kita, baik kehidupan jasmani maupun rohani. Adalah sebuah kenyataan yang tak terbantahkan bahwa kita memiliki Allah yang hidup, yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang kasih-Nya tak berkesudahan, yang kuasa-Nya tidak terbatas. Tetapi kita tidak bisa menyangkali juga bahwa Ia adalah Allah yang Mahaadil. Ia berlaku adil kepada semua orang. Keadilan-Nya dinyatakan dengan cara membalaskan kepada semua orang menurut apa yang dilakukan orang itu. “Ia memberikan upah kepada setiap orang menurut perbuatannya” (Why. 22:12). Juga ada ayat yang mengatakan, “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya” (Gal. 6:7).
Setiap kita memiliki pilihan dalam merespons panggilan Tuhan dalam hidup kita. Yang pertama, kita bersikap seperti Yunus (Yun. 1:1-3). Tuhan memanggil Yunus untuk melakukan sebuah misi untuk menyelamatkan kota Niniwe, tetapi Yunus malah melarikan diri ke Tarsis. Dengan kata lain, Tuhan telah memberikan panggilan kepada Yunus, tetapi Yunus mengatakan, “Aku tidak mau!” Yang kedua, seperti Musa. Pada kitab Keluaran, Tuhan menjumpai Musa dan memanggilnya untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir (Kel. 4:11-13). Tuhan memanggil Musa, tetapi Musa malah mengatakan kepada Tuhan untuk mengirimkan orang lain. Ketiga, seperti Yesaya (Yes. 6:8). Nabi Yesaya diberikan sebuah tugas oleh Tuhan, dan hal pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Ini aku, utuslah aku!” Nabi Yesaya tidak menanyakan tentang detil tugasnya, yang dia tahu hanyalah satu: Tuhan telah memanggilnya, dan dia mau melakukan apa pun panggilan itu.
Bagaimana dengan kita? Beranikah kita seperti Yesaya? Atau kita cenderung seperti Yunus yang menghindar dari panggilan Tuhan karena tidak sepikiran dan seperasaan dengan-Nya? Atau kita seperti Musa yang selalu beralasan—entah itu karena kelemahan atau kesibukan—dan kita menunjuk orang lain untuk menggantikan tempat kita? Sejatinya, Tuhan bisa tidak membutuhkan kita. Namun jika Tuhan memanggil kita, ini adalah suatu kehormatan, bukan beban. Jangan sia-siakan kesempatan yang ada. Pilihlah Tuhan dan Kerajaan-Nya, maka kita pasti tidak akan menyesal. Walau mungkin teman dan keluarga kita menjauhi kita karena pilihan kita ini, atau mereka memusuhi dan menghina kita, tetaplah bertahan! Ingat, kesempatan kita terbatas.
Jangan sia-siakan kesempatan yang ada; pilihlah Tuhan dan Kerajaan-Nya.
7. Khotbah Kristen Singkat dan Jelas tentang Perjuangan Hidup
Sejak manusia pertama jatuh ke dalam dosa, dosa dan kebiasaan mengikuti dan menjadi bagian dari manusia. Sehingga kita dilahirkan ke dunia dengan segala kecenderungan hati untuk selalu berbuat jahat dan penuh dengan hawa nafsu.
Maka sesungguhnya kita adalah orang-orang berdosa yang pantas mendapat hukuman dari Tuhan. Tetapi marilah kita bersyukur kepada Allah, Bapa kita, yang karena kasih-Nya menyerahkan Putra-Nya Yesus Kristus untuk mati di kayu salib.
Darah Kristus mendamaikan kita dengan Tuhan, kita bukan lagi musuh Tuhan melainkan anak-anak-Nya. Yang Tuhan mau sebenarnya kita bertobat dan kembali ke jalan yang sudah menjadi pilihan Tuhan dan melakukan Firman-Nya.
***
Semoga artikel ini bermanfaat untukmu, ya.
Simak artikel menarik lainnya hanya di portal Berita 99.co Indonesia.
Cek juga Google News Berita 99.co Indonesia untuk dapatkan informasi terbarunya.
Apakah kamu sedang mencari hunian impian?
Cek saja pilihannya di www.rumah123.com karena sekarang, beli rumah bisa #segampangitu.