Pertama kali membangun rumah? Waspada kesalahan perhitungan biaya bangun rumah berikut ini. Kalau salah hitung, ruginya bisa puluhan juta!
Bagi generasi muda masa kini, membangun rumah merupakan pilihan yang lebih menggiurkan ketimbang membeli unit hunian.
Pasalnya, membangun rumah lebih spesifik dan sesuai harapan dengan gambaran rumah idaman.
Rumah pertama juga berfungsi sebagai memorabilia, sesuatu yang patut dikenang sampai akhir masa.
Sehingga, tidak heran kalau tren membangun rumah semakin sini semakin menjamur.
Namun, membangun sebuah hunian impian bukanlah tugas yang mudah mengingat prosesnya yang panjang dan rumit, terlebih untuk mereka yang baru pertama kali membangun rumah!
Ada beberapa hal yang patut diperhatikan agar kita tidak rugi.
Nah, untuk menghindari hal tersebut, simak ulasan kesalahan menghitung biaya bangun rumah bagi pemula berikut ini!
Kesalahan Menghitung Biaya Bangun Rumah yang Tidak Disadari. Yuk, Lebih Hati-Hati!
1. Tidak Memilih untuk Bernegosiasi
Walaupun kamu memiliki anggaran lebih, bernegosiasi dalam proses membangun rumah itu penting.
Membangun rumah tidak sama dengan membeli unit yang sudah jadi.
Ada banyak biaya tambahan yang akan terus menumpuk dari awal sampai akhir pembangunan.
Mulai dari harga material, furnitur, jasa kontraktor, sampai tukang bangunan, semuanya pasti bertambah.
Jika kamu melewati fase ini, biaya bangun rumah akan semakin membengkak di akhir.
Tanpa sepengetahuan, kamu bisa-bisa mengeluarkan uang puluhan juta lebih banyak dari anggaran awal.
2. Mengabaikan Ukuran Rumah
Pada proses awal pembangunan rumah, kamu pasti menentukan ukuran bangunan dan lahan yang diperlukan.
Pastikan kamu memilih ukuran yang sesuai dengan kebutuhan.
Sebagai contoh, apabila kamu tinggal sendiri atau bersama keluarga kecil, rumah tipe 36 atau 45 sudah cukup besar.
Rumah-rumah tersebut bisa menampung 2-3 kamar, cukup untuk satu sampai tiga orang.
Rumah yang terlalu besar tidak baik untuk menghemat biaya pembangunan.
Selain itu, biaya perawatannya juga lebih mahal sehingga kamu akan lebih boros.
3. Lupa Nilai Jual Kembali
Kesalahan dalam menghitung biaya bangun rumah selanjutnya adalah lupa atau mengabaikan nilai jual kembali.
Perlu diketahui, rumah merupakan salah satu aset investasi properti yang menguntungkan.
Saat membangun rumah, pikirkan lagi apakah hasil jadinya baik untuk nilai jual kembali di masa depan.
Hindari juga membangun rumah semena-mena atau terlalu menyesuaikan selera.
Pasalnya, tren bangunan rumah berganti-ganti.
Jadi, pastikan rumah dibangun dengan gaya ‘netral’ seperti modern minimalis yang mudah dirancang ulang.
Dalam arti lain, kamu harus pikirkan apakah rumah layak dijual kembali dengan harga melebihi biaya membangun rumah.
Nilai jual kembali harus lebih mahal agar memberikan kamu untung atau modal untuk membangun rumah kedua.
4. Menunda Pembangunan Rumah
Setelah membeli tanah, jangan tunda-tunda proses pembangunan rumah.
Segera bangun rumah sebelum harga material dan jasa pembangunan semakin meningkat.
Kamu juga tidak disarankan untuk menunda membangun sebagian ruang atau area pada rumah.
Pasalnya, bangunan rumah yang sudah dibangun setengah bisa cepat rusak jika dibiarkan terlalu lama.
Ini tentunya sangat merugikan karena kamu akan mengeluarkan uang ekstra untuk reparasi dan pembangunan ulang.
5. Lepas Tanggung Jawab
Kami mengerti, bahwa saat membangun rumah prosesnya bisa sangat panjang dan melelahkan.
Akan tetapi, ini tidak bisa dijadikan alasan untuk berleha-leha dan melepaskan tanggung jawab.
Selalu pantau pembangunan rumah dari awal sampai akhir, terutama dalam masalah biaya.
Jangan biarkan kontraktor, arsitek, atau tukang bangunan melakukan transaksi yang tidak atau belum kamu setujui.
Pastikan juga semua biaya yang mereka ajukan sudah kamu cek secara teliti agar tidak ada kebocoran atau kecurangan dana.
***
Semoga bermanfaat ya, Sahabat 99…
Jangan lupa pantau terus artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Bagi kamu yang sedang mencari hunian modern seperti Senen Jaya, langsung kunjungi 99.co/id, ya!