Berita Berita Properti

Kereta Cepat Jakarta-Bandung Akan Menggunakan APBN. Pengamat Transportasi: Proyek Nanggung!

2 menit

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang diizinkan menggunakan dana APBN menuai banyak kritik. Salah satunya dari pengamat transportasi yang menyebut jika proyek ini dinilai ‘nanggung’. Apa alasannya?

Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno mengatakan, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dinilainya nanggung.

Pasalnya, alih-alih di pusat kota, stasiun yang dibangun di Kota Bandung berada di pinggiran.

Hal tersebut akan membuat penumpang repot untuk melanjutkan perjalanan ke pusat kota.

Seperti diketahui, stasiun pemberhentian di Kota Bandung berada di Tegalluar yang notabene berada di Bojongsoang, Kabupaten Bandung.

Sementara stasiun tambahan berada di Padalarang yang masuk ke dalam wilayah Kabupaten Bandung Barat.

“Kereta Cepat Jakarta-Bandung proyek yang nanggung, karena apa? Stasiun terakhirnya ada di pinggiran keramaian di Tegalluar, bukan di Kota Bandung,” ujar Djoko, melansir laman kompas.com.

Bandung Tidak Mempunyai Sistem Transportasi Publik untuk Mengurai Kemacetan

macet di bandung

Masyarakat di Kota Bandung dan sekitarnya, mafhum betul kondisi lalu lintas yang padat.

Hal ini karena hingga saat ini, Bandung tak mempunyai transportasi publik mumpuni sebagai solusi kemacetan.

Di Kota Kembang, pembangunan alat transportasi massal hanya sebatas wacana dan rencana.

“Bandung sendiri sampai sekarang belum kelihatan fisiknya untuk transportasi publik, terutama akses ke stasiun kereta cepat. Sampai sekarang belum terlihat transportasi publik atasi macet di Bandung.”



“Masih rencana yang ngawang-ngawang, awalnya mau kereta yang menggantung, lalu ada kereta kapsul, LRT, belum ada kelihatan fisiknya dibangun,” tambah Djoko yang juga dosen di Universitas Katolik Soegijapranata ini.

Djoko kemudian meneruskan, proyek besar ini memang akan memangkas waktu cepat dari Jakarta ke Bandung pun sebaliknya.

Namun, akan sia-sia jika akses menuju Kota Bandung masih macet dan memakan waktu lama.

“Ibaratnya lucu, dia kereta cepat sekitar 30 menit dari Jakarta ke Bandung, tapi cuma sampai Tegalluar. Keluar dari Stasiun Tegalluar terus mau ngapain kalau ujungnya tengah Kota (Bandung) macet-macetan berjam-jam.”

“Artinya jika membangun, ya jangan separuh. Ketika ada kereta cepat, bagaimana dengan transportasi publik di Bandung. Ini saja belum terkoneksi (antarmoda),” ungkapnya.

Dampak Penggunaan Dana APBN untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Masih melansir laman kompas.com, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menjelaskan dampak penggunaan APBN untuk kereta cepat Jakarta-Bandung.

Menurut Bhima, pada saat ini pemerintah tengah menargetkan berbagai proyek infrastruktur di luar Jawa.

Seperti pembangunan sistem penyedia air minum, pembangunan pelabuhan, kawasan industri, dan lain-lain.

“Ini menjadi masalah ketika proyek Kereta Cepat didanai oleh APBN, berarti bisa mengancam alokasi dana pemerintah di proyek-proyek yang ada di luar Jawa,” ujar Bhima.

***

Semoga bermanfaat, Sahabat 99.

Baca ulasan menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Dapatkan rekomendasi properti terbaik hanya di www.99.co/id.

Cek sekarang juga!




Insan Fazrul

Sejak kuliah sudah aktif menulis di Pers Kampus. Usai lulus, Insan menjadi penulis lepas yang fokus dengan topik gaya hidup dan sepak bola. Kini, menulis di 99 Group dengan membahas properti, pendidikan, gaya hidup, hingga teknologi.
Follow Me:

Related Posts