Sejarah mencatat, ada 7 jenderal yang diculik Partai Komunis Indonesia (PKI) 55 tahun lalu atau tepatnya pada 30 September 1965 malam hingga 1 Oktober 1965 dini hari. Sejumlah petinggi militer itu diculik dan dibunuh dalam sebuah usaha kudeta yang dikenal dengan Gerakan 30 September/PKI (G30S/PKI). Kira-kira, kenapa para jenderal dibunuh PKI, ya?
Dalam peristiwa berdarah tersebut 6 jenazah jenderal dan 1 perwira TNI AD dikubur dalam sebuah sumur tua yang sempit berdiameter 75 cm dengan kedalaman 12 m.
Melansir dari kompas.com, Buku Wajah dan Sejarah Perjuangan Pahlawan Nasional Seri IV yang diterbitkan oleh Departemen Sosial RI Direktorat Urusan Kepahlawanan dan Perintis Kemerdekaan 1994-1995 mengemukakan alasan PKI menculik dan membunuh para jenderal.
Diketahui, dalam penilaian PKI, Angkatan Darat harus dilumpuhkan terlebih dahulu karena lembaga tersebut dinilai sebagai lawan terkuat mereka.
Namun fakta sejarah mengungkap bahwa alasan tersebut bukanlah fenomena yang sebenarnya.
Masih melansir dari kompas.com, untuk mengetahui kenapa jenderal dibunuh PKI, kamu bisa menyimak kesaksian pelakunya pada ulasan di bawah ini!
Kenapa Jenderal Dibunuh PKI?
Peristiwa G30S sebenarnya disebabkan oleh kabar burung yang menyatakan adanya segelintir jenderal atau Dewan Jenderal yang hendak mengudeta Presiden Sukarno.
Mengutip Jenderal TNI anumerta Basoeki Rachmat dan Supersemar (2008) karya Dasman Djamaluddin, PKI telah melancarkan isu bahwa Dewan Jenderal akan merebut kekuasaan dari Presiden Sukarno.
Perebutan kekuasaan itu dilakukan dengan cara memanfaatkan pengerahan pasukan dari daerah yang didatangkan ke Jakarta dalam rangka peringatan HUT ABRI pada 5 Oktober 1965.
Menurut sumber tersebut, isu Dewan Jenderal yang akan melakukan kegiatan politik, melakukan kup (kudeta) terhadap negara dan bangsa tidaklah benar.
Berniat Menghabisi Para Jenderal?
Dalam buku Mengapa G30S/PKI Gagal?: Suatu Analisis (2004) karya Samsudin, Komandan Garnisun Kodam Jaya, Kolonel Abdul Latief memberi kesaksian bahwa ia dan rekan-rekannya berinisiatif untuk menculik tujuh jenderal Angkatan Darat.
Namun, Latief mengaku jenderal-jenderal itu dibunuh atas perintah pimpinan intel Cakrabirawa, Syam.
Sebenarnya dalam perundingan tidak ada rencana untuk membunuh para jenderal.
Pada awalnya, niat mereka untuk membawa para jenderal menghadap kepada Presiden Soekarno di Istana.
Dilakukan oleh Resimen Cakrabirawa
Adapun pelaksanaan aksi oleh resimen Cakrabirawa yang dikomandoi Letkol Untung.
Julius Pour mencatat dalam buku G30S, Fakta atau Rekayasa? (2013), operasi penculikan di bawah Untung direncanakan secara serampangan.
Banyak yang akan dilibatkan, akhirnya tak jadi datang.
Kemudian, jumlah pasukan pun kurang dari 100 personel, jauh dari yang harapan yang rencananya mampu memantik revolusi.
Dengan persiapan yang kurang matang, akhirnya terjadilah peristiwa yang dikhawatirkan Untung, yaitu penculikan berubah jadi serangan berdarah.
***
Semoga artikel ini bermanfaat untuk kamu ya, Sahabat 99.
Jangan lupa pantau terus artikel menarik lainnya lewat Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari rumah dijual di Pamulang?
Cek saja pilihannya hanya di 99.co/id.