Kehidupan perempuan di Arab Saudi rupanya memiliki perbedaan dengan perempuan di negara-negara lain. Terdapat sejumlah aturan dan larangan yang harus mereka patuhi. Benarkah salah satunya dilarang menyetir?
Perempuan di Arab memiliki keterbatasan gerak jika dibandingkan dengan perempuan di negara lain pada umumnya.
Namun, menurut masyarakar Arab, keterbatasan gerak tersebut merupakan bentuk perlindungan dan penghormatan bagi kaum hawa.
Ingin tahu seperti apa kehidupan para wanita di Arab Saudi?
Simak ulasannya berikut ini yang dirangkum dari berbagai sumber.
Kehidupan Perempuan di Arab Saudi
Peran dalam Pemerintahan
Bagaimana peran perempuan dalam pemerintahan di Arab?
Berbagai protes yang dilayangkan oleh sekelompok wanita untuk menuntut kesetaraan gender membuat pemerintah setempat bebenah.
Sampai akhirnya, pada tahun 2005 wanita mulai diberikan kepercayaan untuk tampil di panggung politik dan diberi kepercayaan untuk memegang berbagai jabatan penting di pemerintahan.
“Seperti menjadi wakil menteri pendidikan atau perwakilan majelis kota,” papar Yon Mahmudi, dosen Sastra Arab di Universitas Indonesia yang dikutip dari laman kumparan.com.
Benarkah Perempuan di Arab Dilarang Menyetir?
Sebenarnya tidak ada hukum resmi yang melarang perempuan mengendarai mobil di Arab Saudi.
Namun, pemerintah Arab dan pemangku keputusan melarang wanita mengendarai mobil berdasarkan hukum Islam.
Larangan tersebut diyakini merupakan wujud perlindungan agar perempuan tak keluar rumah seorang diri.
Meski demikian, larangan mengemudi ini menuai berbagai kontra dari kelompok wanita.
Pada 2011, sebuah kelompok bernama Women2Drive menggelar kampanye untuk meluruhkan hukum dan larangan tersebut.
Salah satu Pangeran Saudi, Alwaleed bin Talal, juga pernah mendesak pemerintah Kerajaan Saudi untuk mencabut larangan mengemudi bagi perempuan tersebut.
Dilansir The Guardian, 1 Desember 2016, Talal mengatakan sudah saatnya perempuan diizinkan mengemudi.
Menurutnya, larangan mengemudi yang ditetapkan pemerintah adalah bentuk pelanggaran hak asasi manusia.
“Setop perdebatan. Saatnya bagi perempuan untuk mengemudi,” tulis Pangeran Talal via akun Twitter-nya.
Sayangnya, banyaknya protes yang dilayangkan tampaknya tidak mengubah keputusan pemerintah.
Hingga saat ini, pemerintah setempat masih berkukuh tidak mengizinkan wanita di Arab mengendarai kendaraan roda empat.
Bolehkah Wanita di Arab Bekerja?
Tahun 2012 menjadi momen bersejarah bagi wanita di Arab Saudi. Kala itu Raja Abdullah menandatangani sebuah undang-undang baru terkait hak wanita.
Undang-undang tersebut mengizinkan wanita untuk bekerja, meski terbatas hanya di toko-toko pakaian dalam dan kosmetik saja.
“Wanita di sana banyak yang protes ketika belanja pakaian dalam atau kosmetik tapi yang melayani pria, kan kikuk. Akhirnya ya Raja Arab setuju untuk membuat perubahan,” kata Yon.
Pendidikan Perempuan di Arab
Meski lapangan kerja yang diberikan pemerintah terbatas, pendidikan wanita di Arab Saudi tergolong tinggi, bahkan bisa lebih tinggi dari laki-laki.
Lapangan pekerjaan yang sedikit justru memacu wanita di Arab untuk berlomba-lomba meraih pendidikan setinggi mungkin.
“Laki-laki di Arab habis SMA banyak yang langsung kerja. Kalau wanita, sedikit pilihan untuk bekerja karena lapangan pekerjaannya terbatas,” ujar Yon.
“Jadi biasanya mereka semangat buat lanjut pendidikan di perguruan tinggi. Yang menikah juga ada. Tapi dilihat dari survei, pernikahan wanita di Arab tidak tergolong muda-muda banget. Di usia normallah,” ungkapnya.
***
Begitulah sedikit ulasan tentang kehidupan perempuan di Arab.
Bagaimana pendapat Sahabat 99 mengenai hal ini?
Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk Sahabat 99!
Baca artikel menarik dan terbaru lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Ingin miliki rumah masa depan seperti di Citraland Pekanbaru?
Pastikan hanya mencari di 99.co/id, ya!