Banyak warga desa datang ke kota besar untuk mencari penghidupan lebih baik. Alih-alih hidup dengan layak, banyak dari mereka malah jadi tunawisma. Hal ini pun dialami oleh beberapa wilayah besar di negara ini.
Dilansir dari properti.kompas.com, beberapa kota besar di India kini tengah dihadapkan pada problematika kenaikan jumlah tunawisma.
Ironisnya, ternyata terdapat jutaan rumah yang kosong di beberapa wilayah negara tersebut.
Berdasarkan data konsultan sosial FSG Mumbai, ada ¼ masyarakat perkotaan India yang bermukim di perumahan informal, termasuk di kawasan kumuh.
Pertama, hal ini dipicu oleh ketidaksanggupan mereka untuk membeli rumah.
Mereka pun tidak dapat menyewa, sebab jumlah rumah yang disewakan di penjuru kota besar makin terbatas jumlahnya.
Penyebab Terbatasnya Rumah Sewa
CEO Anarock (perusahaan konsultan properti India) Anuj Puri mengatakan, India mengalami penurunan pangsa rumah sewa sejak 1961.
Tercatat pada 2011 terjadi penurunan sebanyak 28%.
Pada waktu yang sama, jumlah rumah kosong yang berada di kota mengalami kenaikan sebanyak 11,1 juta unit.
Penyebab dari hal ini dipaparkan oleh otoritas terkait. Menurut mereka, penyebab utama dari hal ini ialah:
- Longgarnya kontrol sewa
- Tak adanya hak kepemilikan yang jelas
- Prioritas pembangunan hunian untuk dimiliki lebih banyak dibandingkan sewa.
Lemahnya peraturan tersebut juga mengakibatkan masyarakat yang punya beberapa tempat tinggal, memilih untuk meninggalkan rumah miliknya dalam keadaan kosong dibanding menyewakannya pada orang.
Solusi Tempat Tinggal Layak untuk Para Tunawisma
Kenaikan jumlah tunawisma di kota besar India telah disadari pemerintah setempat.
Menanggulangi masalah ini, disebutkan bahwa pihak pemerintah akan menyediakan perumahan layak untuk semua kalangan.
Sebanyak 30 juta unit rumah di pedesaan serta 20 juta di perkotaan akan dibangun untuk menuntaskan masalah tersebut.
Rencana itu sendiri akan direalisasikan pada tahun 2022 mendatang.
Kebijakan tersebut pun ternyata mendapat pertentangan dari berbagai pengamat dan analis.
Langkah tersebut tidak mereka nilai tidak tepat dijadikan jawaban dari masalah naiknya jumlah tunawisma di perkotaan.
Mereka berpendapat, solusi yang dapat membantu ialah kebijakan perumahan sewa perkotaan nasional.
Adanya berbagai perlindungan dari penyewa merupakan salah satu nilai plusnya.
Ditambahkan, perumahan sewa merupakan pijakan penting untuk bisa mewujudkan kota ramah pendatang.
Selain perumahan sewa, properti nirpajak dan kehadiran pengawasan spekulasi properti juga mereka nilai dapat membantu mengatasi permasalahan kota besar tersebut.
Urbanites, apakah menurut Anda solusi tersebut cocok diterapkan di Indonesia, khususnya Jakarta yang notabene didominasi masyarakat pendatang?
Share komentar Anda di kolom media sosial UrbanIndo, yuk!
Semoga informasi di atas dapat bermanfaat dan menambah wawasan Anda.