Presiden Jokowi telah meresmikan Rusun Pasar Rumput di Jakarta Selatan, Senin (20/9/2021). Istimewanya rusun tersebut adalah karena visualnya seperti apartemen, tetapi harga sewanya setara dengan kos-kosan.
Rusun Pasar Rumput tidak hanya menjadi tempat tinggal bagi warga DKI Jakarta, tetapi juga terdapat sejumlah kios dan fasilitas publik yang dapat dinikmati penghuni.
“Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada pagi hari ini saya resmikan Rusun Pasar Rumput beserta kios dan fasilitas Pasar Rumput Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta,” kata Presiden Jokowi dalam peresmian rusun tersebut, dikutip dari Kompas.com.
Pembangunan Rusun Pasar Rumput Telan Biaya Rp970 Miliar
Rumah susun yang terletak di Jakarta Selatan ini dibangun dengan biaya Rp970 miliar.
Salah satu keistimewaan rusun ini adalah dibangun dengan konsep mixed use development atau kawasan hunian yang terintegrasi dengan pusat perbelanjaan dan fasilitas penunjang lainnya.
Di dalamnya, terdapat 1.984 unit hunian tipe 36 yang terletak di lantai empat sampai lantai 25.
Sementara, ratusan kios yang bisa digunakan untuk membuka usaha berada di lantai satu dan dua.
“Rusun Pasar Rumput ini juga istimewa karena juga didukung oleh jalur transportasi yang sangat baik terintegrasi dengan busway dan interkoneksi timur selatan menuju Dukuh Atas, memudahkan penghuninya untuk melakukan mobilitas,” ujar Presiden Jokowi, dikutip dari detik.com, Senin (20/9/2021).
Dengan berdirinya rusun ini, Presiden Jokowi juga berharap dapat membantu masyarakat memiliki hunian yang layak di lokasi strategis dengan harga yang cukup terjangkau.
Selain itu, kata Jokowi, rusun ini juga ditujukan untuk menampung warga yang terdampak normalisasi Sungai Ciliwung.
“Saya juga senang mendengar bahwa rusun ini juga nantinya bisa menampung masyarakat dari sisi Sungai Ciliwung yang terdampak program normalisasi sungai bagi penanganan banjir,” ujarnya.
Rusun Harga Kos-kosan untuk Masyarakat Menengah ke Bawah
Rusun Pasar Rumput ini sebenarnya telah diinisiasi pada 2011 dan mulai dibangun pada 2013.
Pemprov DKI Jakarta yang saat itu berada di bawah kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, mengelola proses pembangunan rusun ini.
Meski di tengah kota, sejak awal rusun ini memang direncanakan sebagai hunian yang dapat dijangkau masyarakat kalangan menengah ke bawah.
Maka dari itu, tidak heran jika harga sewanya cukup rendah.
Berdasarkan data dari Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Rusun Pasar Rumput memang ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Pada tahun 2013, Deputi bidang Perumahan Formal Kementerian Perumahan Rakyat, Pangihutan Marpaung, mengatakan harga sewanya hanya sekira Rp200 ribu per bulan untuk satu unit tipe 36.
“Kalau sampai Rp 200.000 itu kita pakai patokan UMR (upah minimum regional), pekerja dengan upah minimum. Masyarakat di Ciliwung ini tidak bisa kita patok dengan UMR, lebih rendah dari itu kemungkinan besar, tapi saya belum bisa mastikan,” kata Pangihutan Marpaung pada 2013, dikutip dari detik.com.
Namun, pada 2019, Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Arief Nasrudin, mengatakan bahwa harga sewa rusun ini ditaksir berkisar antara Rp800 ribu sampai Rp1,3 juta per bulan.
“Taksirannya kurang lebih akan di angka antara Rp 800.000 sampai Rp 1,2 juta atau Rp 1,3 juta, tapi itu jadi fine tuning,” ujar Arief di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, dikutip dari Kompas.com, Kamis (24/10/2019).
***
Semoga artikel ini bermanfaat untuk Sahabat 99, ya!
Jangan lewatkan informasi menarik lainnya di portal Berita 99.co Indonesia.
Jika sedang mencari apartemen di Jakarta Selatan, bisa jadi Kuningan City adalah jawabannya.
Cek saja di 99.co/id untuk menemukan apartemen idamanmu!