Universitas Indonesia (UI) baru saja mengharumkan nama kampus dengan meraih 2 piala kompetisi rancang jembatan ramah lingkungan. Gelar apa yang mereka dapatkan? Baca selengakpnya di sini!
UI baru saja membawa pulang 2 gelar juara pada ajang Sustainable Bridge Competition (SBC) 2021.
Piala tersebut diraih oleh 3 mahasiswa Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik UI, angkatan 2017.
Nama-nama mahasiswa yang terdaftar adalah Alfetra Henoch Tandita, Muhammad Bisma Prasetyo, dan Vania Callista.
Tidak lupa, dosen Departemen Teknik Sipil FTUI, Yuskar Lase yang berperan sebagai pembimbing.
Alfreta, Muhammad Bisama, dan Vania berhasil menyabet penghargaan tertinggi dengan membangun jembatan Gulam Syedara.
Berikut berita selengkapnya!
Jembatan Ramah Lingkungan karya UI Menang Di Kompetisi Sustainable Bridge Competition
Sustainable Bridge Competition merupakan bagian dari 9th Civil on Action (CIA).
Ajang kompetisi itu acap diselenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM).
Melansir dari Kompas, tema lomba SBC adalah Efficient and Future-oriented Bridge Design as Breakthrough to Accelerate Sustainable Development.
Lomba berskala nasional secara online ini menampung 27 tim pada tahap seleksi proposal awal.
Seleksi tersebut mulai bergulir dari 18 Februari sampai 16 April 2021.
Tahap final pada 30 Mei menyaring sebanyak 8 tim dengan rancangan jembatan ramah lingkungan terbaik.
Setiap tim kemudian mempresentasikan rancangan dan gagasannya untuk menentukan siapa juaranya.
Penampakan Jembatan Gulam Syedara
Jembatan ramah lingkungan Gulam Syedara memiliki rancangan struktur rencana 974 ton dan lendutan rencana 84 milimeter.
Kepada Kompas, Vania Callista menjelaskan jembatan rancangan timnya terinspirasi dari perjuangan rakyat Gempong Panca, Aceh.
Ia menambahkan, selama 17 tahun, desa Gempong Panca tidak memiliki akses penghubung antar desa.
“Tim kami membuat desain jembatan yang diberi nama Gulam Syedara yang dalam Bahasa Aceh berarti Memikul Saudara. Jembatan ini merupakan jembatan pelengkung baja dengan bentang 80 meter dan lebar 10 meter,” lanjut Vania seperti dikutip dari Kompas, Jumat (18/06/21).
Tim UI berhasil masuk final setelah seluruh anggota mempresentasikan metode konstruksi perakitan jembatan terbaik.
“Selain metode konstruksi jembatan, tim kami juga menyampaikan perhitungan emisi karbon akibat transportasi dan material pembuatan jembatan Gulam Syedara serta menentukan strategi untuk mengurangi emisi karbon dalam pembangunannya,” kata Bisma Prasetyo.
Metode konstruksi jembatan yang mereka gunakan adalah sliding support.
Jembatan terlebih dahulu dibangun, lalu didorong ke seberang sungai menggunakan hydraulic jack.
Hebatnya lagi, ketiga mahasiswa UI pemenang gelar terbaik dan favorit itu tidak pernah mengambil mata kuliah struktur jembatan.
“Mereka belajar secara otodidak melalui kanal-kanal konsultansi daring,” jelas dosen pembimbing, Yuska Lase.
***
Semoga artikel di atas menginspirasi ya, Sahabat 99…
Jangan lupa pantau terus artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Untuk kamu yang sedang mencari apartemen di tengah kota seperti Anwa Residence, langsung kunjungi 99.co/id, ya!