Sejak awal kepemimpinannya pada 2014, Jokowi telah membangun ribuan jalan tol. Namun, sampai saat ini masih ada proyek jalan tol yang mandek dan terbengkalai.
Kendala pembangunan tersebut disebabkan oleh beberapa hal.
Bukan hanya persoalan harga, pembangunan jalan tol itu kebanyakan melewati tanah terlarang seperti tanah adat atau lahan konservasi.
Melansir dari cnbcindonesia.com, berikut merupakan beberapa proyek tol yang sedang ditangani namun terkendala persoalan lahan.
Daftar Pembangunan Jalan Tol yang Mandek
1. Serpong-Balaraja Ditolak Warga
Hambatan dalam pembuatan jalan tol yang diberi nama Serbaraja ini disebabkan karena kendala pembebasan lahan.
Dikabarkan, warga Cilenggang yang terlewati proyek tol menolak harga ganti rugi yang diberikan dari pemerintah.
“Iya benar minggu lalu, ada demo penolakan proyek tol Serbaraja. Diprotes karena tidak semua masyarakat setuju dengan biaya ganti rugi,” kata Suaep (25) Warga Cilenggang, yang dilansir cnbcindonesia.com, Senin (26/4/2021).
Sementara itu, anggota Komisi V DPR RI, Lasmi Indaryani meminta pemerintah untuk mempercepat penyelesaian pembangunan tol Serbaraja.
“Pembangunan sudah molor. Tanda tangan tahun 2016 baru dilaksanakan 3 tahun kemudian, lama lama proyek ini akan jadi proyek mangkrak, mau selesai tahun berapa,” tegas politisi Partai Demokrat tersebut.
2. Tol Padang-Sicincin Melewati Tanah Adat
Menurut Direktur Operasi III Hutama Karya, Koentjoro, ruas Tol Padang – Sicincin diberhentikan oleh PT Hutama Karya (Persero) karena ada kendala dalam pembebasan lahan.
“Pembebasan lahan masih menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan, meski demikian progress yang tidak begitu signifikan ruas tol ini bukan karena pembangunan yang lambat, tapi perusahaan hanya dapat mengerjakan konstruksi tol sesuai lahan yang telah dibebaskan,” kata Koentjoro, Senin (8/3/2021).
Dengan hambatan tersebut, maka pengembang menyusun beberapa rencana alternatif, mulai dari pengajuan penetapan lokasi baru, relokasi trase, hingga koordinasi dengan berbagai pihak dalam pembangunan.
“Tapi prosesnya kami mengikuti sepenuhnya keputusan yang telah ditetapkan regulator,” kata Koentjoro.
3. Dua Ruas Tol Medan Terkendala Pembebasan Lahan
Dua ruas Tol Medan juga mengalami beberapa hambatan dalam proses pembangunan, khususnya di wilayah Medan-Binjai dan Binjai Langsa 1.
Asisten Deputi Bidang Strategi dan Kebijakan Percepatan Investasi Kemenko Marves, Ferry Pasaribu, menuturkan bahwa dua ruas tol ini dibutuhkan percepatan dari segi investasi.
“Pembangunan Tol Trans Sumatera ini merupakan proyek strategis nasional yang amat cukup besar dana alokasinya. Merujuk pada situasi keuangan negara, kita harus kerja keras agar semuanya berjalan sesuai target, banyak hal yang harus kita fokuskan ulang,” ucapnya dalam keterangan pers, Selasa (13/4/2021).
Walaupun begitu, Ferry mengatakan bahwa upaya percepatan tidak bisa dijalankan secara linear.
4. Tol Yogya-Solo Menabrak Situs Lahan Harta Karun
Masalah pembangunan proyek infrastruktur tol Yogya-Solo terjadi karena lokasi proyek melewati Komplek Rumah Situs Wonoboyo di Desa Wonoboyo kecamatan Jogonalan, Klaten.
Diketahui, lahan parkir di rumah situs tersebut berisi kisah penemuan harta karun Mataram Kuno yang dipasang patok proyek.
“Untuk rumah situsnya bangunanya tidak kena, yang kena lahan parkirnya saja,” kata Sekretaris Desa Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan, Cahyoko, mengutip detik.com, Rabu (7/4/2021).
Meskipun lahan parkir terlewati, tapi bangunan rumah situs berisi penemuan puluhan kilogram perhiasan dan uang emas masih aman. Lokasi lahan tempat harta karun juga masih aman.
Secara keseluruhan, Cahyoko menjelaskan, di desanya lahan yang terkena proyek tol luasnya mencapai 3,5 hektare, mencakup 65 bidang. Sosialisasi juga sudah dilakukan sebanyak dua kali oleh pemerintah.
***
Semoga artikel ini bermanfaat untuk kamu ya, Sahabat 99.
Jangan lupa pantau terus artikel menarik lainnya lewat Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari rumah dijual di Balikpapan Barat?
Cek saja pilihannya hanya di 99.co/id.