Berita Berita Properti

Insentif Properti Ternyata hanya Dinikmati Konsumen Tertentu Saja. Bisakah Memulihkan Perekonomian?

2 menit

Insentif properti yang diberikan oleh pemerintah memang menguntungkan, tapi sayangnya kemudahan ini hanya dapat dinikmati oleh beberapa konsumen. Bisakah hal ini memulihkan perekonomian? Simak ulasannya!

Menurut pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda, pasar properti nasional sebenarnya sudah mengalami kelesuan sebelum diterpa pandemi.

Hal itu terlihat pada tahun 2019, pertumbuhan sektor properti terus merosot yang diiringi oleh pelemahan pertumbuhan ekonomi secara nasional.

Melansir laman ekbis.sindonews.com, menurutnya daya beli masyarakat untuk produk perumahan menunjukkan tren yang menurun.

Terlebih hantaman pandemi Covid-19 yang membuat sektor properti semakin merosot.

“Nah kebijakan insentif memang dinilai menjadi salah satu strategi langsung dari pemerintah untuk menurunkan harga jual rumah. Pasti akan terjadi kenaikan permintaan,” kata pria yang akrab disapa Huda, Senin (12/4/2021).

Namun, insentif properti yang tersedia saat ini menurutnya memiliki kekurangan.

Untuk lebih jelasnya, simak ulasannya di bawah ini!

Insentif Properti Hanya untuk Kalangan Tertentu

Investasi bagi Kalangan Menengah

investasi properti

Salah satu masalah besar adalah permintaan properti hanya akan dinikmati oleh kalangan menengah atas yang akan melihat kebijakan ini sebagai ‘investasi’.

Sementara kalangan pekerja yang sudah banyak melakukan WFH dan bekerja dengan sistem daring, permintaannya akan cukup stagnan meskipun diguyur insentif oleh pemerintah.

Pendapatan Masyarakat

Selain itu, pendapatan masyarakat menengah ke bawah juga terdampak cukup dalam dari adanya pandemi.

“Permintaan akan perumahan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah juga akan tetap menurun meskipun diberikan insentif,” tambahnya.

Maka, sama seperti kebijakan relaksasi penjualan mobil, kebijakan insentif properti akan efektif untuk meningkatkan penjualan tetapi yang membeli hanya segelintir masyarakat.



“Selain itu, pengembang besar yang sudah menyediakan rumah jadi juga akan lebih menikmati keuntungan. Pengembang kecil yang harus inden ya tidak dapat menikmati insentif pemerintah ini,” jelasnya.

Dapatkah Sektor Properti Pulih dengan Insentif?

grafik masyarakat borong properti

Pengamat ekonomi Eko Listyanto menilai insentif pajak pertambahan nilai (PPN) yang ditanggung pemerintah meyakini dampaknya dalam jangka menengah mampu menggeliatkan kembali sektor properti.

Tak hanya itu, hal ini dinilai dapat memulihkan perekonomian secara keseluruhan.

Pasalnya, insentif ini akan membantu pemulihan daya beli masyarakat dan meningkatkan konsumsi rumah tangga.

“Relaksasi PPN ini pasti akan berdampak positif pada pemulihan ekonomi. Tapi tantangannya sekarang aspek kesehatan dengan mengatasi pandemi,” kata Eko.

Dia meyakini penjualan rumah akan kembali tumbuh seiring dengan membaiknya permintaan masyarakat, meski kemungkinan tidak akan tumbuh cepat.

Hal itu disebabkan kurva penanganan pandemi di Indonesia yang belum melandai.

“Pengaruhnya terasa di penjualan perumahan yang sedikit terdongkrak dibandingkan tahun lalu. Tapi naiknya akan lebih landai. Karena tidak mengakselerasi permintaan properti secara cepat,” ujarnya.

Dia juga menegaskan keberhasilan kebijakan stimulus ini sangat bergantung pada respons lembaga keuangan, baik bank maupun non bank, yang selama ini berperan penting dalam penyaluran kredit perumahan.

“Pelaku sektor keuangan masih khawatir dan belum sepenuhnya yakin untuk menyalurkan kredit perumahan kepada masyarakat selama pandemi belum berakhir,” pungkasnya.

***

Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk Sahabat 99!

Baca artikel menarik dan terbaru lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Ingin miliki rumah masa depan seperti di Springville Residence Surabaya?

Pastikan hanya mencari di 99.co/id, ya!




Nita Hidayati

Penulis konten
Follow Me:

Related Posts