Untuk meningkatkan gairah bisnis properti, pemerintah mengeluarkan stimulus berupa insentif PPN. Sejumlah pengembang pun menyambut baik kebijakan ini.
Beberapa pengembang properti menyebut bahwa insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ini berdampak pada penjualan properti di kuartal I 2021.
Bahkan, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor properti tumbuh 0,94% pada kuartal I 2021.
Pengembang Akui Penjualan Properti Meningkat
Managing Director Sinar Mas Land, Alim Gunadi, mengatakan bahwa ada beberapa faktor penjualan properti meningkat pada kuartal pertama tahun ini.
Beberapa di antaranya adalah insentif PPN dan regulasi Bank Indonesia yang memungkinkan pengajuan kredit properti dengan DP 0 persen.
“Ya ada dampak untuk Maret ya stimulusnya. Namun, sebenarnya Januari–Februari ada kenaikan permintaan juga dari customer tapi mungkin harus dilihat segmen nya apakah (perumahan yang dibiayai) FLPP (Fasilitas Likuditas Pembiayaan Perumahan) atau non-FLPP,” ujarnya, dikutip dari Bisnis.com, pada Rabu (5/5/2021).
Dia juga mengatakan bahwa anak perusahaannya yang telah melantai di Bursa Efek telah membukukan prapenjualan sebesar Rp2,5 triliun.
Angka tersebut menunjukkan pertumbuhan sebesar 38 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2020.
Selain itu, peningkatan tersebut menurutnya disebabkan meningkatnya permintaan terhadap rumah tapak siap huni.
Dengan adanya stimulus dari pemerintah, dia berharap bisnis properti bisa pulih kembali setelah tertekan sepanjang 10 bulan terakhir.
Maka dari itu, menurutnya, penjualan properti akan semakin besar jika pemberlakuan stimulus diperpanjang hingga akhir tahun.
“Untuk kuartal II yang bertepatan dengan Ramadan, penjualan agak melambat, tetapi diharapkan dengan stimulus pemerintah, minat pembeli akan kembali pulih seperti pada kuartal I terutama setelah Lebaran
Di sisi lain, Direktur Eksekutif PT Summarecon Agung Tbk, Albert Luhur, juga mengakui bahwa permintaan properti meningkat pada kuartal pertama 2021, terutama Bulan Maret.
Tren peningkatan penjualan properti ini, menurutnya, tidak lepas dari insentif PPN dari pemerintah dan peraturan pengajuan kredit dengan DP 0 persen.
“Kami yakin tahun ini ada pertumbuhan yang baik,” ucap Albert.
Insentif PPN Tingkatkan Penjualan Rumah Tapak
CEO Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda, mengatakan bahwa peningkatan penjualan properti di kuartal pertama terjadi pada properti rumah siap huni.
Selain itu, permintaan terhadap rumah tapak juga terbilang masih tinggi meski pandemi.
“Namun, pembelian properti pada kuartal I banyak dilakukan cash bertahap untuk hunian ready stock sehingga terjadi penurunan dengan skema pembayaran KPR. Rumah ready stock naik pembeliannya dibandingkan dengan rumah inden,” ujarnya.
Meski begitu, Ali memprediksi tren penjualan properti akan menurun pada kuartal kedua tahun ini.
Pasalnya, siklus musiman Hari Raya Lebaran membuat banyak orang mengutamakan pengeluaran untuk kebutuhan perayaan hari raya dibanding membeli properti.
***
Semoga artikel ini bermanfaat untuk Sahabat 99 ya!
Jangan lewatkan informasi menarik lainnya di portal Berita 99.co Indonesia.
Kalau sedang mencari rumah di Bogor, bisa jadi Makmur Indah Residence adalah jawabannya!
Cek saja di 99.co/id untuk menemukan rumah idamanmu!