Berita Berita Properti

Indonesia Diminta Belajar ke Singapura terkait Penyediaan Rumah Berkualitas dan Terjangkau, Ini Alasannya!

2 menit

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) diminta untuk belajar dari Singapura terkait dengan pembangunan dan penyediaan rumah berkualitas serta terjangkau.

Hal ini karena Singapura diklaim berhasil pada pembangunan perumahan berkualitas dengan tingkat pemilikan hunian tertinggi di dunia sebesar 90,4 persen pada 2020.

Sementara itu, backlog perumahan di Indonesia mencapai 11,4 juta rumah.

Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) Panangian Simanungkalit mengatakan bahwa pemerintah Singapura membentuk Housing Development Board (HDB).

Badan tersebut fokus pada pengembangan, area cakupan, lahan, pengelolaan, penataan, keseimbangan pasokan dan permintaan hingga masalah pembiayaan perumahan.

“100 persen perumahan rakyat kelas bawah dan menengah di Singapura dipasok oleh HDB,” kata Panangian melansir Kompas.com.

Berhasil Mengatasi Krisis

housing development board singapore

theaseandeveloper.com

Melalui HDB, Singapura berhasil mengatasi krisis perumahan.

Badan yang dibentuk pada 1960 itu bisa membangun rumah berkualitas untuk warganya.

Bahkan, kehadiran HDB diklaim suskses mengatasi permukiman kumuh.

Pemerintah juga merelokasi warga ke blok apartemen yang bersih dan layak dalam kurun waktu satu tahun.

HDB juga membangun permukiman baru di atas lahan bekas kebakaran.

Alhasil, HDB mampu membangun lebih dari 54 ribu unit apartemen dalam waktu lima tahun dan rumah untuk 400 ribu orang.

Terkait pembiayaan perumahan, HDB juga membuat skema tabungan untuk meringankan pembayaran uang muka.

Tidak hanya untuk pensiunan, skema yang satu ini bisa diakses semua orang sehingga dianggap sebagai salah satu kesuksesan pemerintah mengatasi backlog perumahan.

Dari segi permintaan, HDB juga mendapatkan dana pemerintah dengan bunga 2,5 persen per tahun selama 20 tahun sesuai masa pinjaman.



Adapun dari segi pasokan berupa dukungan modal awal, subsidi pemerintah, hingga sewa tanag murah dengan jangka 90 tahun.

Masih melansir Kompas, HDB turut berperan membantu harga rumah lebih murah 30 persen.

Hal ini dibandingkan dengan China, Hong Kong, atau Tokyo.

Badan Serupa di Indonesia

perum perumnas

theiconomics.com

Indonesia sebetulnya memiliki badan yang serupa dengan HDB, yaitu Perum Perumnas.

Perumnas dibentuk untuk menyediakan perumahan atau rumah berkualitas dan layak bagi masyakarat khususnya menengah ke bawah.

Hanya saja, kata Panangian, saat ini Perumnas dilanda sejumlah masalah.

Peran Perumnas hanya bisa dianggap sebagai pelopor pembangunan perumahan rakyat di daerah pinggiran kota di Indonesia pada kurun 1974 hingga 1980-an.

Ketika itu, Perumnas menjadi pemain kunci karena berperan sebagai pengembang sekaligus regulator dalam pembangunan rumah berkualitas untuk rakyat.

Namun, kini perannya dianggap sudah berkurang.

“Sebaliknya, pengembang swasta justru semakin menguasai peran pembangunan rumah rakyat yang mencakup hampir 90 persen pasokan rumah secara Nasional,” kata Panangian.

Sementara itu, Dirut PPDPP Kementerian PUPR Arief Sabaruddin menilai harus ada perlakuan khusus untuk Perumnas seperti BUMN Karya.

“Perumnas harus ada perlakuan dan penugasan khusus. Kembali pada khittahnya menyediakan hunian untuk rakyat,”

Indonesia Diminta Belajar dari Singapura

Indonesia pun diminta belajar dari Singapura atau negara lain yang sudah berhasil dalam penyediaan perumahan bagi rakyat.

Selain HDB yang fokus dan terukur, Singapura juga memiliki central provident fund (CPF).

Serupa dengan HDB, CPF dikekola oleh badan hukum yang berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan perumahan.

“Kalau Pemerintah mau mengambil jalan itu, sudah bagus. Tapi apakah Pemerintah mau? Bikinlah itu Bappenas, Kementerian Keuangan, Kementerian PUPR satu pendapat dan tujuan,” kata Panangian.

***

Semoga bermanfaat, Sahabat 99.

Ikuti artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Jangan lupa, cari rumah impianmu hanya di www.99.co/id!




Ilham Budhiman

Lulusan Sastra Daerah Unpad yang pernah berkarier sebagai wartawan sejak 2017 dengan fokus liputan properti, infrastruktur, hukum, logistik, dan transportasi. Saat ini, fokus sebagai penulis artikel di 99 Group.

Related Posts