Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah membangun pusat roket atau bandar antariksa Indonesia di Pulau Morotai dan Pulau Biak. Kedua pulau tersebut dinilai memenuhi persyaratan serta kelayakan untuk dibangun bandar antariksa.
Beberapa waktu lalu, sempat terdengar kabar bahwa pemerintah membuat penawaran pembuatan pusat peluncuran roket kepada bos Tesla, Elon Musk.
Namun, pihak SpaceX belum tertarik untuk membangun pusat peluncuran roket di Indonesia.
Kendati demikian, proyek ini tetap berlangsung dan menjadi langkah awal untuk menarik investasi pembangunan pusat peluncuran roket internasional.
Melansir dari IDX Channel, Laksana Tri Handoko selaku Kepala BRIN menjelaskan urgensi terkait pembangunan bandar antariksa di Indonesia.
Menurutnya, Indonesia merupakan negara besar dan secara geografis membutuhkan media komunikasi berbasis satelit.
Proyek Pembangunan Pusat Roket di Indonesia
Pembangunan proyek ini dinilai sangat menguntungkan, apalagi melihat kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan juga Indonesia memiliki pasar yang besar dalam hal ini.
“Kemudian untuk menciptakan nilai ekonomi dari kegiatan keantariksaan, khususnya terkait peluncuran roket, saat ini juga sedang tumbuh tren pasar satelit baik yang berukuran nano, maupun mikro dengan berbagai kebutuhan termasuk untuk remote sencing, pemetaan dan sebagainya,” kata Laksana dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR dengan Kepala BRIN di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (14/9).
Laksana juga menyebutkan bahwa Indonesia memiliki lokasi yang strategis untuk peluncuran satelit karena terletak dekat garis khatulistiwa, sehingga memiliki yang rendah.
Adapun secara regulasi, hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 21/2013 tentang Keantariksaan bahwa kegiatan peluncuran satelit itu memang dari Indonesia, serta sesuai dengan Perpres Nomor 49/2017 tentang Rencana Keantariksaan.
“Untuk persiapan pembangunan antariksa ini, telah dilakukan perencanaan dalam 3 tahap, yaitu tahap 5 tahun pertama, tahap 10 tahun dan tahap 25 tahun,” tuturnya.
Laksana menerangkan bahwa saat ini bandar antariksa ada di berbagai tempat di dunia, namun tidak banyak yang terletak di daerah khatulistiwa.
Pihaknya ingin mengejar keuntungan geografis ini sehingga bisa menjadi pusat peluncuran secara global bagi negara-negara lain.
Dalam pemilihan lokasinya sendiri, dua tempat yang memenuhi kriteria adalah Pulau Morotai di Maluku dan Pulau Biak di Papua.
Secara umum, syarat pemilihan lokasi tersebut yakni sebisa mungkin dekat dengan khatulistiwa dan lokasinya sebaiknya menghadap ke laut bebas.
***
Semoga artikel ini bermanfaat ya, Sahabat 99!
Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari rumah dijual di Tanah Abang?
Kunjungi www.99.co/id dan temukan hunian impianmu dari sekarang!