Pernah mendengar kisah Golan-Mirah? Meski sama-sama berada di Kabupaten Ponorogo, namun dua desa ini tidak bisa bersatu karena cerita leluhur.
Golan dan Mirah adalah dua desa yang berada di Kecamaran Sukorejo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Meski berada di wilayah yang sama, ternyata dua desa ini tidak dapat bersatu karena terbentur oleh kisah leluhur yang dipercaya sejak zaman dahulu hingga sekarang.
Kisah 2 Desa di Kabupaten Ponorogo yang Tak Bisa Bersatu
-
Pantangan Tidak Boleh Menikah
Dua desa ini tidak dapat bersatu karena terbentur kisah leluhur.
Mitos ini dipercaya oleh warga setempat karena adanya kisah pertempuran Ki Ageng Honggolono dan Kyai Ageng Mirah, yang tidak merestui pernikahan anaknya.
Lewat kisah tersebut lahirlah pantangan-pantangan yang tidak berani dilanggar oleh warga, seperti warga desa Golan dan Mirah tidak boleh menikah.
Baca Juga:
Mitos Tanda Mata Kiri Kedutan & Fakta dari Segi Kesehatan. Duh, Masih Sering Diabaikan!
-
Pantangan Lainnya
Selain tidak diperbolehkan menikah, warga Desa Golan dan Mirah juga memiliki sejumlah pantangan lainnya, antara lain:
- Dilarang membawa segala jenis barang dari Desa Golan ke Desa Mirah dan sebaliknya.
- Segala jenis barang dari Desa Golan dan Mirah tidak bisa dijadikan satu.
- Warga Desa Golan tidak boleh membuat atap rumah berbahan jerami.
- Warga Desa Mirah tidak boleh menanam dan membuat hal yang berkaitan dengan bahan kedelai.
-
Fenomema Aneh 2 Desa di Kabupaten Ponorogo
Selain itu, terdapat peristiwa aneh yang memperkuat bahwa kedua desa tersebut tidak dapat Bersatu.
Fenomena tersebut adalah tidak bercampurnya air yang bersumber dari Sungai Golan yang berwarna biru dengan Sungai Mirah yang berwarna cokelat.
Hal tersebut makin membuat warga percaya kalau kedua desa ini tidak dapat bersatu.
Baca Juga:
Mengungkap Mitos & Manfaat Bunga Kantil yang Jarang Orang Tahu. Camilannya Suzanna, nih!
Mitos Golan-Mirah yang Dipercaya Warga Kabupaten Ponorogo
Hingga saat ini, pantangan dan mitos tersebut masih berlaku dan menjadi tata krama di sana.
Jika hal-hal tersebut dilanggar, maka dapat berujung pada masalah.
Salah satunya, ketika ada seorang warga desa lain yang mengadakan upacara pernikahan di mana perlatannya berasal dari Desa Golan dan Mirah.
Kemudian, nasi yang dimasak tidak bisa matang.
Contoh lainnya, ketika seseorang yang mencampur hasil panen padi di sebuah mobil dari kedua desa hingga akhirnya tidak dapat menemukan jalan pulang.
Nilai-nilai yang terdapat pada cerita tersebut hingga saat ini masih dipegang oleh warganya.
Sehingga tidak ada lagi warga Kabupaten Ponogoro yang berani melanggarnya.
Meski demikian, belum ada penelitian lebih lanjut mengenai kebenaran kisah ini.
***
Apakah kamu percaya dengan kisah Golan dan Mirah ini, Sahabat 99?
Bagikan pendapatmu di kolom media sosial kamu, yuk!
Simak juga artikel menarik lainnya di Berita Properti 99.co Indonesia.
Sedang mencari perumahan di Jakarta, Bandung, Bali dan lokasi lainnya?
Temukan hanya di 99.co/id.