Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn.) Gatot Nurmantyo menuding paham komunisme dari PKI telah menyusup ke tubuh militer atau TNI. Apa alasannya?
Hal itu diungkap Gatot dalam sesi diskusi bertajuk “TNI vs PKI” pada Minggu malam (26/9/2021).
Dalam diskusi itu, Gatot mengakui bahwa PKI telah bubar pada 1966.
Selain itu, dia juga mengakui kalau ideologi komunis sudah tidak laku di dunia.
“Tetapi fakta di Indonesia memperlihatkan PKI mudah melakukan pemberontakan,” ujarnya melansir rmol.id.
Dia juga menduga kalau paham komunisme menyusup pada tubuh TNI dengan sejumlah alasan.
Lantas, apa alasan Gatot Nurmantyo kalau komunisme telah menyusup ke TNI?
Simak jawabannya!
Bermula dari Patung Diorama yang Hilang
Masih melansir rmol.id, mulanya Gatot memutar sebuah klip pendek di diskusi tersebut.
Hal itu memperlihatkan Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat.
Di dalam museum itu, tadinya terdapat diorama yang menggambarkan suasana di pagi hari, 1 Oktober 1965.
Tanggal itu adalah beberapa jam setelah enam jenderal dan seorang perwira TNI AD diculik pada peristiwa G30S/PKI.
Diorama tersebut adalah saat Mayjen Soeharto menerima laporan dari Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) Kolonel Sarwo Edhie Wibowo.
Sementara Menteri/Panglima TNI Angkatan Darat Jenderal AH Nasution yang selamat dari upaya penculikan PKI tengah duduk tidak jauh dari Soeharto dan Sarwo Edhie.
Namun, saat ini diorama atau patung tersebut sudah tidak ada.
Hal itulah yang menjadi indikasi penyusupan PKI ke TNI yang jadi dugaan Gatot karena bukti-bukti penumpasan G30S/PKI telah hilang.
“Jurang kehancuran itu telah ada di depan mata, baru saja terjadi, adalah di museum Kostrad,” kata Gatot Nurmantyo.
Gatot Nurmantyo Tuding Komunisme Menyusup ke TNI
Gatot menduga kalau hilangnya diorama itu untuk menghilangkan bukti atau gambaran sejarah penumpasan G30S/PKI.
Melansir detik.com, hilangnya diorama juga tidak hanya patung Soeharto, Sarwo Edhie, dan Nasution.
Gatot menyebut bahwa tujuh pahlawan revolusi juga sudah tidak ada di sana.
“Maka saya katakan ini kemungkinan sudah ada penyusupan paham-paham kiri, paham-paham komunis di tubuh TNI,” katanya melansir detik.com.
Lantas, mengapa patung-patung itu hilang?
Alasan Hilangnya Patung dan Fitnah Keji
Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman menyebut bahwa tudingan Gatot adalah fitnah keji.
“Jadi, tidak benar tudingan bahwa karena patung diorama itu sudah tidak ada, diindikasikan bahwa AD telah disusupi oleh PKI. Itu tudingan yang keji terhadap kami,” katanya.
Seharusnya, Gatot melakukan klarifikasi langsung terkait alasan hilangnya patung-patung tersebut.
“Dalam Islam, disebut tabayun agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah, dan menimbulkan kegaduhan terhadap umat dan bangsa,” kata Dudung.
Melansir Tempo, Kepala Penerangan Kostrad Kolonel Infateri Haryantana mengatakan bahwa pembongkaran patung-patung tersebut adalah permintaan Letnan Jenderal TNI (Purn.) Azmyn Yusri Nasution.
Azmyn Yusri Nasution adalah penggagas pembuatan patung saat menjabat petinggi TNI.
Dia meminta patung itu dibongkar karena merasa berdosa membuat patung yang tak sesuai ajaran agamanya.
***
Semoga bermanfaat, Sahabat 99.
Simak artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Kamu sedang cari rumah dijual di Depok?
Cek selengkapnya hanya di www.99.co/id!