Suku Baduy merupakan bagian dari suku Sunda yang hidup di pedalaman Banten. Banyak fakta unik dan menarik yang perlu kamu ketahui, Sahabat 99. Simak ulasannya pada artikel berikut!
Suku Baduy menyebut diri mereka orang Kanekes.
Sebagaimana dikutip CNN Indonesia, kata ‘baduy’ merupakan sebutan dari peneliti Belanda yang mengacu pada kesamaan dengan kelompok Arab Badawi.
Suku Baduy ini bermukim di pegunungan Kendeng di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Lokasi tersebut kurang lebih berjarak sekitar 40 kilometer dari Rangkasbitung, Lebak, Banten.
Suku Baduy ini terbagi dua, yaitu Baduy luar dan Baduy dalam.
Dari sisi penampilan, perbedaannya cukup jelas.
Jika Baduy luar menggunakan pakaian hitam dan ikat kepala berwarna biru, maka Baduy dalam memakai baju dan ikat kepala berwarna putih.
“Hingga saat ini masyarakat Baduy dalam masih memegang kuat konsep pikukuh (aturan adat yang isi terpentingnya mengenai keapaadaan) secara mutlak dalam kesehariannya,” tulis laman Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak.
“Sehingga banyak pantangan yang masih sangat ketat diberlakukan. Hal ini berbeda dengan cara hidup masyarakat Baduy luar yang secara garis besar sudah terkontaminasi budaya modern,” lanjut pernyataan tersebut.
Nah, apa saja, sih, fakta unik dan menarik dari Suku Baduy ini?
3 Fakta Unik Suku Baduy
1. Honje Sebagai Skincare Alami
Seperti dikutip merdeka.com, dalam merawat penampilan, masyarakat Baduy mempunyai cara tersendiri.
Mereka memanfaatkan minyak atsiri yang terkandung pada batang honje untuk merawat tubuh.
Kandungan yang terdapat pada honje dianggap mampu mengangkat sel kulit mati dan aromanya sangat wangi.
Adapun cara penggunaannya tergolong mudah.
Tinggal kupas saja batang honje kemudian tumbuk menggunakan batu sampai batang honje tersebut pecah.
2. Memanfaatkan Obat Tradisional
Berbeda dengan masyarakat perkotaan yang kerap membeli obat dengan harga yang mahal, suku Baduy selalu memanfaatkan khasiat obat tradisional untuk penyembuhan.
Apabila terdapat orang sakit, maka obat tradisional ini menjadi pilihan terbaik.
Bahkan, sebagian besar halaman rumah dan hutan seolah menjadi apotek hidup karena banyaknya tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai obat.
Misalnya, kulit kayu jambu, kecapi dan kelapa yang bermanfaat untuk mengatasi pegal linu dan sakit perut.
3. Jembatan Akar Berusia 90 Tahun
Para wisatawan bakal dibuat kagum jika mengunjungi jembatan akar yang dipercaya telah berusia 90 tahun ini.
Jembatan ini berada kira-kira 20 meter di atas permukaan sungai Cisemet.
Keberadaan jembatan akar ini menghubungkan dua desa di Baduy, yaitu Desa Panyelarangan dan Nungkulan.
Untuk menuju jembatan akar ini para wisatawan dapat melalui Desa Cijahe.
Butuh kewaspadaan ekstra buat kamu yang tengah berwisata ke sini dan berniat melewati jembatan akar.
***
Semoga artikel ini bermanfaat, ya.
Ikuti terus informasi menarik lainnya di Portal Berita 99.co Indonesia.
Jika kamu mencari hunian di kawasan Garut, rumah di Bayongbong bisa jadi pilihan terbaik.
Cek saja di www.99.co/id.