Pembahasan tentang Partai Komunis Indonesia (PKI) yang diketuai oleh DN Aidit tampak tak pernah usai, sebab mereka menjadi bagian dalam sejarah kelam bangsa Indonesia.
Ia adalah Dipa Nusantara Aidit atau D. N. Aidit, pria kelahiran Kepulauan Bangka Belitung yang menjabat sebagai ketua umum PKI.
Sebagaimana kita ketahui, PKI diduga menjadi dalang di balik penculikan dan pembunuhan tujuh jenderal Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD).
Tragedi tersebut kemudian dikenal sebagai Gerakan 30 September atau G30S/PKI.
Gerakan yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno dan mengganti dasar negara Pancasila menjadi ideologi komunis.
Terlepas dari hal tersebut, ternyata ada beberapa fakta menarik dari sosok DN Aidit yang mendalangi G30S/PKI.
Melansir dari akurat.co, berikut ini fakta-fakta terkait Aidit…
Fakta Menarik Tentang DN Aidit
1. Sosok Religius
Lahir dengan nama Ahmad Aidit dan dipanggil “Amat”, pemimpin PKI itu dikenal sebagai sosok yang religius serta taat beribadah.
Ilmu keagamaan sudah dipupuk sejak Aidit kecil oleh kedua orangtuanya, apalagi sang ayah merupakan tokoh penting di Belitung.
Ayah Aidit bernama Abdullah Aidit, yakni pendiri organisasi Nurul Islam yang berakar dari Muhammadiyah.
2. Mengganti Nama Ketika Pergi ke Jakarta
Beranjak dewasa, ia memilih mengganti namanya menjadi Dipa Nusantara Aidit dan hal tersebut disetujui oleh sang ayah.
Pada tahun 1940, Aidit berangkat dari Belitung ke Jakarta untuk mendalami ilmu Marxis ketika menuntut pendidikan di Sekolah Dagang.
Sembari mendirikan perpustakaan Antara di Jakarta, ia bergabung ke dalam Perhimpunan Demokratik Sosial Hindia Belanda dan bertemu tokoh-tokoh penting di sana.
3. Anak Didik Bung Hatta
Bung Hatta sempat menaruh harapan tinggi kepada Aidit karena ia merupakan pribadi yang cerdas.
Namun sayang, ia memilih ideologi yang berseberangan dan berpegang teguh pada Marxisme.
Setelah menjabat sebagai Sekjen PKI, ia diangkat menjadi ketua umum dan berhasil menjadikan PKI sebagai organisasi komunis terbesar ketiga di dunia setelah Uni Soviet dan Tiongkok.
4. Jadi Loper Koran Sampai Dekat dengan Bung Karno
Tak banyak yang tahu jika Aidit memiliki pekerjaan harian sebagai loper koran Harian Rakyat.
Ia juga dikenal sebagai pribadi yang gigih dalam memperjuangkan apa yang dicita-citakannya.
Hal itu lah yang membuat Soekarno tertarik kepada sosok Aidit, hingga akhirnya kenal dekat.
5. Mencium Kening Istrinya dan Pergi Tanpa Pesan
Merujuk pada buku “Kematian DN Aidit dan Kejatuhan PKI”, Aidit dijemput oleh militer pada Kamis pukul 21.30, 30 September 1965 ketika ia hendak menidurkan putranya.
Sempat ditahan oleh sang istri, Soetanti, namun Aidit tetap pergi dengan militer yang menjemputnya.
Pada saat itu, Aidit mencium kening sang istri dan anaknya yang masih berusia 6,5 tahun.
Aidit tak pernah pulang sejak itu, sampai akhirnya ditembak mati pada 22 November 1965 di Boyolali.
***
Semoga artikel ini bermanfaat ya, Sahabat 99!
Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari rumah dijual di Pondok Gede?
Kunjungi www.99.co/id dan temukan hunian impianmu dari sekarang!