Istilah Covid-22 belakangan viral karena diprediksi lebih berbahaya dibanding Covid-19. Lalu, bagaimana fakta Covid-22 yang sebenarnya?
Hingga saat ini Covid-19 di dunia belum sepenuhnya usai.
Bahkan di Indonesia walau trennya terus menurun, kasus hariannya masih mencapai ribuan.
Namun, belum usai pandemi Covid-19, kini khalayak luas dikhawatirkan dengan ancaman baru bernama Covid-22.
Jenis virus ini konon lebih berbahaya serta menular dari Covid-19 dan varian Delta yang diprediksi akan muncul pada tahun 2022.
Namun, bagaimanakah fakta sebenarnya mengenai Covid-22?
Untuk menjawabnya, kami sudah melansir laporan lengkap dari cnbcindonesia.com dan berbagai sumber.
Berikut ulasan selengkapnya.
Fakta Covid-22 yang Dikabarkan Lebih Berbahaya
1. Belum Diakui
Mulanya, istilah Covid-22 diungkapkan oleh salah satu ilmuwan di Zurich, Swiss dan Profesor Imunologi dari Universitas ETH, Sai Reddy.
Namun ternyata, Covid-22 bukanlah istilah resmi dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Hingga saat ini, pandemi yang berkecamuk di dunia karena virus corona, masih bernama Covid-19.
Menurut spesialis penyakit menular dan profesor dari Universitas Vanderbilt, William Schaffner, MD, nantinya jika ada varian virus corona akan diberi nama alfabet Yunani.
“Sehingga, jika ada varian baru yang muncul pada 2022, kemungkinan akan diberi nama dengan (kelanjutan) huruf Yunani, bukan Covid-22,” ungkapnya, melansir laman cnbcindonesia.com.
2. Dikabarkan Lebih Menular dari Varian Saat Ini
Banyak pengamat menilai, jika ada varian baru dari virus corona yang muncul, ia kemungkinan akan lebih ganas.
Hal ini berkaca pada varian delta dan delta plus.
Klaim ganasnya Covid-22 diungkapkan oleh Sai Reddy.
Ia mengatakan, jika Covid-22 bisa saja lebih buruk dari pandemi yang berlangsung saat ini.
“Covid-22 bisa menjadi lebih buruk daripada yang kita saksikan sekarang. Jika varian seperti itu muncul, kita harus mengenalinya sedini mungkin dan produsen vaksin harus mengadaptasi vaksin dengan cepat. Varian baru ini adalah resiko besar. Kita harus bersiap untuk itu,” ungkap Reddy.
3. Salah Paham
Menghimpun berbagai sumber, Reddy akhirnya mengklarifikasi mengenai penamaan Covid-22 yang sempat ia lontarkan.
Menurutnya, penamaan Covid-22 merujuk pada Covid-19 yang muncul pada tahun 2022.
“Saya menggunakan julukan ‘Covid-21’ dan ‘Covid-22’ untuk merujuk pada Covid-19 pada 2021 dan Covid-19 pada 2022,” ungkap Reddy, melansir laman health.detik.com.
***
Itulah sejumlah fakta mengenai Covid-22.
Semoga bermanfaat, Sahabat 99.
Baca ulasan menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Dapatkan rekomendasi properti terbaik hanya di www.99.co/id.
Cek sekarang juga1