Meski dinyatakan aman untuk manusia, faktanya tetap ada efek samping vaksin Covid-19 produksi perusahaan China yang mungkin muncul. Wah, kira-kira aman tidak ya?
Vaksin Covid-19 milik Sinovac Biotech Cina akhirnya telah memasuki tahap akhir uji klinis.
Indonesia, sebagai salah satu negara yang terdampak, pun turut ikut serta dalam prosesnya.
Penelitian ini akan dilangsungkan pada awal Agustus 2020, jika tim peneliti berhasil mengantongi izin.
Namun tahukah kamu, meski dinyatakan lulus pada tahap uji klinis pertama dan kedua, tetap ada kemungkinan efek samping vaksin Covid-19 yang mungkin muncul.
Efek Samping Vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech Cina
Tim Penelitian Universitas Padjadjaran (Unpad) bersama BUMN Biofarma, akan turut serta dalam melakukan uji klinis tahap 3 calon vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech Cina.
Vaksin ini nantinya akan disuntikkan pada kurang lebih 1.620 relawan untuk diamati efeknya.
Jika perizinan dari Komite Etika Penelitian Universitas Padjadjaran berjalan lancar, maka kira-kira penelitian akan dimulai pada awal Agustus 2020.
Masuknya vaksin ke tahap tiga berlandaskan pada hasil uji klinis fase satu dan dua.
Dimana terlihat bahwa calon vaksin Covid-19 dinilai memiliki keamanan cukup tinggi.
Meski tetap saja, bukan berarti tidak ada sama sekali efek samping dari vaksin.
Menurut Dokter Eddy Fadliana, Manajer Lapangan Tim Penelitian dari Fakultas Kedokteran Unpad, ada efek nyeri yang mungkin terjadi.
“Kita berpatokan pada penelitian. Dari penelitian yang dipublikasikan, ada reaksi lokal berupa nyeri di tempat suntikan 20-25 persen,” jelas Eddy dilansir dari kontan.co.id.
Baca Juga:
Segera Produksi Massal, Vaksin Virus Corona Telah Ditemukan di China & AS
Tak hanya itu, beberapa relawan menunjukkan gejala radang paru-paru, diare, dan penyakit lainnya.
Meski setelah diselidiki lebih lanjut, efek selain nyeri ternyata diakibatkan oleh faktor selain vaksin.
Sementara untuk reaksi lokal berupa nyeri, dinilai masih tergolong sebagai efek samping ringan.
Terlebih, nyerinya akan hilang sendiri dalam beberapa jam.
“Nyerinya akan hilang sendiri dalam beberapa jam. Yang sampai 2 hari hanya beberapa orang,” jelas Eddy lebih lanjut.
Apakah Uji Klinis Masih Efektif Terhadap Virus yang Bermutasi?
Adanya vaksin yang berhasil masuk tahap akhir uji klinis tentu melegakan.
Namun, muncul satu pertanyaan yang cukup menggangu.
Yakni, apakah uji klinis ini masih efektif dalam kondisi virus Covid-19 yang bermutasi?
Pasalnya, hingga kini sudah ditemukan 16 mutasi SARS-CoV-2 di dunia.
Menjawab pertanyaan ini, Dr.rer.nad Wien Kusharyoto, pakar bioteknologi dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI pun angkat suara.
Dilansir dari detik.com, menurutnya selama akar virus masih sama maka mutasi akan tetap kalah dari vaksin.
“Saya tidak terlalu khawatir dengan strain yang berbeda. Karena mutasi ini sporadis dan tidak berpengaruh terhadap efektivitas vaksin,” jelas Wien.
Ia optimis bahwa vaksin yang tengah diuji ini akan menunjukkan hasil yang positif.
Baca Juga:
7 Cara Pencegahan Hepatitis yang Mudah Dilakukan | Jika Dibiarkan Bisa Sebabkan Kanker Hati!
Semoga informasinya bermanfaat Sahabat 99.
Simak artikel menarik lainnya di Berita Properti 99.co Indonesia.
Tertarik memiliki rumah dekat sawah?
Kunjungi 99.co/id dan temukan hunian impianmu sekarang!