Tutut Soeharto menceritakan detik-detik saat sang ayah, Presiden Soeharto, mengumumkan pengunduran diri sebagai presiden. Bagaimana cerita lengkapnya? Yuk, simak di sini!
Pada tanggal 21 Mei 1998, ada sebuah peristiwa besar yang terjadi di Indonesia.
Di mana pada saat itu, Soeharto resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden Indonesia ke-2.
Sebagai pengganti, Wakil Presiden kala itu B.J. Habibie, mengganti posisi Soeharto.
Melansir laman kompaspedia.kompas.id, ada banyak faktor yang memaksa Soeharto untuk mengundurkan diri…
Di antaranya ialah karena terjangan krisis moneter, tekanan politik, hingga gelombang unjuk rasa yang dimotori oleh mahasiswa.
Siti Hardijanti Hastuti Indra Rukmana atau Tutut Soeharto, menceritakan detik-detik menjelang sang ayah mengundurkan diri yang jarang terungkap, lewat website pribadinya, tututsoeharto.id.
Bagaimana kisah selengkapnya? Simak ulasan di bawah ini…
Detik-Detik Menjelang Soeharto Mengundurkan Diri sebagai Presiden Indonesia
nasional.tempo.co
Cerita ini Tutut Soeharto tulis dengan judul ‘Kamu Harus Kuat’ yang diunggah pada tahun 2018 silam.
Tutut Soeharto yang juga kerap dipanggil Mbak Tutut mengawali cerita saat pagi hari di rumah menjelang pengumuman.
Pada saat itu, Mbak Tutut tengah mengenakan pakaian rapi karena hendak mendengarkan pidato pemberhentian sang bapak di istana.
Namun, Soeharto berusaha untuk mencegah Mbak Tutut untuk tidak datang karena khawatir sang anak tak kuat mendengarnya.
“Bapak melihat saya berpakaian rapi bertanya pada saya: “arep nang endi kowe (mau kemana kamu).”
“Mau nderek (ikut) bapak ke istana,” saya menjawab lirih.
Bapak agak kaget, lalu beliau mengatakan: ”Kamu di rumah saja, ini acara resmi kenegaraan.”
“Tapi saya mau ikut bapak,” saya bersikeras memohon.
“Lihat di TV saja nanti, kan sama saja, lagi pula ini bukan acara keluarga,” bapak pun bersikeras.
Saya tetap pada pendirian saya: “Kali ini saya mau ikut bapak, saya mau menemani bapak.”
“Kamu nanti nggak kuat mendengarnya,” bapak menjelaskan.
“In sya Allah saya kuat pak, saya ikut ya pak,” saya memohon.”
Hingga akhirnya Tutut pun diizinkan untuk ikut pergi ke istana.
Setelah Soeharto Sampai di Istana
cnnindonesia.com
Setelah sampai di istana negara, ajudan dan protokol menyampaikan jika acara akan dimulai.
Soeharto kembali mencegah Tutut untuk ikut menemaninya.
“Ini bukan acara keluarga, tidak ada keluarga yang boleh ikut, kowe nunggu ning kene wae (kamu nunggu di sini saja). Dan nanti kamu nggak kuat, malah nggak baik jadinya,” tulis Tutut, menceritakan ungkapan sang ayah pada saat itu.
Lalu Tutut menjawab:
“Bapak… saya tahu bahwa ini bukan acara keluarga, tapi saya tetap akan ikut dengan bapak sebagai putri bapak, tapi bapak jangan lupa bahwa hingga saat ini saya masih Menteri bapak, jadi saya akan ikut juga sebagai salah seorang pembantu bapak, izinkan saya mendampingi bapak.”
Mbak Tutut akhirnya diizinkan, tapi dengan syarat harus kuat mendengarkannya.
Dalam akhir tulisan, Mbak Tutut mengungkap dukungan kepada sang ayah, terhadap segala keputusan yang diambil.
Ia juga menulis pesan Soeharto kepada anak-anaknya pada saat itu, isinya: jangan berkecil hati, karena Allah tak pernah tidur.
“Bapak, apapun yang bapak putuskan, kami anak-anak bapak, akan selalu mendukungmu setulus hati, sepenuh jiwa. Bapak sampaikan kepada kami, jangan berkecil hati akan apa yang terjadi saat itu, karena Allah tidak pernah tidur, suatu saat masyarakat akan bisa menilai sendiri.”
***
Semoga bermanfaat, Sahabat 99.
Baca artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Temukan rekomendasi hunian terbaik hanya di www.99.co/id.
Cek sekarang juga!
