Berita Ragam

Kisah Pria India Daur Ulang Limbah Masker Jadi Batu Bata Ringan, Bisa Jadi Solusi Polusi!

2 menit

Limbah masker merupakan ancaman polusi baru akibat Covid-19. Untuk mengatasinya, perlu dilakukan daur ulang sebagai langkah pencegahan. Seperti yang dilakukan Binish Desai, pria asal India berikut ini!

Pemakaian masker kini sudah menjadi bagian dari keseharian masyarakat.

Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko penularan virus di tengah pandemi Covid-19.

Sayangnya, ini bisa menimbulkan masalah lingkungan baru, terlebih jika yang digunakan merupakan masker sekali pakai.

Melihat fenomena ini, seorang pria asal India pun berupaya untu mengatasinya.

Ia melakukan daur ulang limbah masker dan mengubahnya menjadi material bangunan.

Berikut informasi selengkapnya!

Kisah Manusia Daur Ulang Mengatasi Limbah Masker dan Barang Biomedis

Binish Desai

Sumber: liputan6.com

Binish Desai, merupakan pria berusia 27 tahun yang berasal dari India.

Ia dijuluki ‘Manusia Daur Ulang’ karena pekerjaannya yang fokus pada teknologi daur ulang untuk mengatasi polusi.

Terbukti, di tahun 2010 ia mendesain batu bata berbahan dasar kertas dan limbah permen karet.

Produk ini diluncurkan dalam naungan perusahaan miliknya, yakni EETech.

Kini, ia merealisasikan ide mengolah limbah masker dan barang biomedis.

Yakni, dengan menggunakannya sebagai bahan dasar pembuatan batu bata ramah lingkungan.

“Kami telah dapat membuat versi 2.0 dari batu bata kami, di mana kami menggunakan masker wajah bekas bersama dengan resep batu bata kami sebelumnya sehingga membuatnya lebih ringan dan lebih kuat dari batu bata kami yang ada sebelumnya,” terang Binish, dilansir dari liputan6.com.

Teknologi ini diyakini efektif menurunkan tingkat pencemaran lingkungan akibat limbah biomedis.

Terutama di India, yang berdasarkan laporan Central Pollution Control Board di National Green Tribunal, telah menghasilkan sekitar 101 ton kubik limbah biomedis Covid-19 per hari.



Baca Juga:

Panduan Bisnis Daur Ulang Sampah Plastik Lengkap agar Cepat Menghasilkan | Berani Buktikan Sendiri?

Protokol Penanganan Limbah Masker

Menangani limbah biomedis seperti masker tentu membutuhkan protokol yang ketat.

Kamu tak boleh sembarangan, karena bisa mempengaruhi keselamatan dan kesehatan tubuh.

Oleh sebab itu, EETech mengikuti pedoman Dewan Pengendalian Polusi Pusat.

Salah satunya, limbah yang akan digunakan dijaga agar tak tersentuh selama 72 jam sebelum diproses.

Setelah 72 jam, material akan dicuci dalam kolam disinfektan, baru diparut dan dicampurkan dengan bahan lain.

“Campuran disimpan selama 5-6 jam sebelum dimasukkan ke dalam cetakan. Batu bata itu dikeringkan secara alami selama tiga hari dan produknya siap digunakan,” ujar Binish.

Batu bata versi 2.0 yang dihasilkan mengandung 52% masker bekas, 3% bahan pengikat, 45% limbah kertas.

Tak perlu khawatir, meski terbuat dari masker dan kertas, produk yang dihasilkan tahan air, api, dan hama.

Sehingga rumah akan tetap terlindungi jika kamu membangun dinding rumah dari batu bata.

Saat ini, produk batu bata versi 2.0 masih dalam tahap produksi untuk mulai dipasarkan pada pertengahan September.

Baca Juga:

Perusahaan Daur Ulang Ini Sulap Puntung Rokok Jadi Furnitur Unik | Tahan Disimpan di Area Outdoor!

Semoga informasinya bermanfaat Sahabat 99.

Simak artikel menarik lainnya di Berita Properti 99.co Indonesia.

Ingin membeli hunian di kawasan Rosalie Hills?

Kunjungi 99.co/id dan temukan beragam pilihan properti menarik!




Hanifah

Hanifah adalah seorang penulis di 99 Group sejak tahun 2020. Lulusan Jurnalistik UNPAD ini fokus menulis tentang properti, gaya hidup, marketing, hingga teknologi. Di waktu senggang, ia senang menghabiskan waktu untuk kegiatan crafting dan membaca.

Related Posts