Membuat teks anekdot perlu memperhatikan struktur yang benar supaya bisa menarik. Bingung? Simak penjelasan struktur dan contoh teks anekdot berikut ini, yuk!
Teks anekdot adalah cerita singkat yang di dalamnya mengandung unsur candaan sampai kritikan yang halus.
Perlu kamu ketahui, tujuan teks anekdot adalah untuk menghibur dan menyampaikan pendapat.
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini penjelasan dan contoh teks anekdot singkat yang bisa kamu pelajari!
Struktur Teks Anekdot
Teks anekdot umumnya memiliki struktur sebagai berikut:
- Abstraksi atau pembuka cerita berupa gambaran suasana cerita
- Orientasi atau pengenalan kisah yang terjadi
- Kejadian atau rangkaian cerita yang terjadi baik berupa narasi maupun melalui percakapan antar tokoh
- Krisis atau masalah para tokoh cerita
- Reaksi atau penyelesaian masalah para tokoh cerita
- Koda atau perubahan beberapa tokoh cerita
- Reorientasi atau respon tokoh cerita terhadap koda
Contoh Teks Anekdot
1. Contoh Teks Anekdot 1: “Berangkat Salat Jemaah”
Azan Magrib berkumandang, Maulana dan Ridwan belum berangkat karena menunggu Yusuf.
Ridwan bertanya, “Menurutmu Yusuf bakal datang, tidak?”
“Dia pasti datang, sebab dia yang mengajak kita jemaah Magrib di masjid,” jawab Maulana.
Sekitar 10 menit mereka melihat Yusuf datang dengan cara berjalan yang aneh.
”Kamu ke mana saja dan kenapa jalanmu aneh?” tanya Ridwan.
Yusuf menjawab, “Aku mau berjemaah. Kan kata Pak Ustaz setiap langkah kaki ke masjid menjadi pahala. Jadi aku berjalan sedikit-sedikit biar pahalaku banyak, begitu!”
“Terserah kamu, kami berdua mau pulang lagi ke rumah,” Ridwan dan Maulana pergi meninggalkan Yusuf.
2. Contoh Teks Anekdot 2: “Hasil Ulangan”
Ichsan pulang dari sekolah siang hari itu dengan wajah lesu, kemudian Ibu bertanya tentang ulangannya.
“Bagaimana ulangannya, Ichsan?” tanya Ibu.
“Ichsan dapat 10 soal, tapi cuma 1 soal yang jawabannya betul, Bu,” jawab Ichsan.
“Enggak apa-apa yang penting Ichsan sudah isi semua soalnya,” ibu menghibur Ichsan.
“Maksudnya, Ichsan cuma mengerjakan satu soal dan yang sembilan lagi enggak,” tutur Ichsan takut dan wajah Ibu jadi memerah.
3. Contoh Teks Anekdot 3: “Menjawab Benar”
Yusuf dipanggil Ibu Yeti ketika jam istirahat sekolah.
“Yusuf, Ibu tidak melihat jawaban kamu di esai. Hanya ada tulisan benar,” kata Ibu Yeti sambil menunjukkan kertas ulangan Yusuf.
“Oh, kan perintahnya begitu, Bu. Di sana bilangnya harus mengisi setiap jawaban dengan ‘Benar’. Jadi, saya tulis jawaban benar di esai. Yusuf pintar kan, Bu?”
4. Contoh Teks Anekdot 4: “Berbagi Buku”
Pagi ini Ibu Yeti memberikan satu buah buku untuk dua orang siswa.
“Anak-anak, sekarang kalian berbagi buku. Jadi masing-masing bisa belajar bersama,” kata Ibu Yeti.
“Bu, saya sudah membagi bukunya!” Seru Ridwan dengan memperlihatkan buku paket disobek jadi dua. “Buat saya satu, buat Maulana satu.”
“Ridwan!!!”
5. Contoh Teks Anekdot 5: “Segitiga Bermuda”
Maulana dan Yusuf sedang istirahat dan membahas soal Segitiga Bermuda.
“Suf, kapal yang masuk ke Segitiga Bermuda tidak bisa kembali lagi. Kamu mau pergi ke sana?” tanya Maulana.
“Aku mau ke sana. Biar bisa buang sampah terus buang para koruptor juga.” Jawab Yusuf tertawa puas.
6. Contoh Teks Anekdot: “Aplikasi Anti Maling”
Suasana pagi di kelas Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ).
“Hey Ridwan, nanti mau buat aplikasi apa buat Indonesia?” Tanya Maulana.
“Mau buat aplikasi anti korupsi, supaya Indonesia sejahtera dan aku sebagai pendiri jadi kaya raya, bagus kan?” tanya Ridwan sambil mengangkat alisnya berulang kali.
7. Contoh Teks Anekdot 7: “Padahal Sama-Sama Maling”
Ridwan dan Yusuf menonton televisi di pos ronda.
Mereka melihat kasus pencurian satu tandan pisang, pelakunya dipenjara 5 tahun.
“Para koruptor negeri ini cuma dipenjara 1 tahun dan masih bisa jalan-jalan,” kata Yusuf bingung.
“Pemerintah lebih mementingkan satu tandan pisang. Jadi hukumannya lebih lama dari maling berdasi itu,” jawaban Ridwan membuat Iman mengangguk paham.
8. Contoh Teks Anekdot 8: “Penjual Roti”
Penjual roti menjajakan dagangannya saat pagi hari.
“Pak, mau beli rotinya!” teriak anak SD lengkap dengan seragamnya.
“Mau yang mana, coklat atau keju?” Tanya si penjual.
Anak kecil itu berdiri termenung cukup lama.
“Enggak jadi, deh. Tadi katanya jual roti, kenapa jadi coklat sama keju?”
9. Contoh Teks Anekdot 9: “Becak Dilarang Masuk”
Ada seorang tukang becak asal Madura yang pernah tertangkap basah melanggar rambu “Becak dilarang masuk” oleh polisi.
Tukan becak itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis hitam; artinya, jalan tersebut tidak boleh dilalui oleh becak.
“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Becak tidak boleh masuk jalan ini!” bentak Pak Polisi.
“Oh, saya melihat, Pak, tapi itu gambarnya becak kosong tidak ada pengemudinya. Becak saya kan ada yang mengemudi, berarti boleh masuk,” jawab tukang becak.
10. Contoh Teks Anekdot 10: “Kursi”
Pada suatu hari, ada dua pemuda laki-laki yang sedang berbincang-bincang di warung kopi. Mereka adalah Yusuf dan Ridwan.
Ridwan: “Cup, saya punya tebakan.”
Yusuf: “Gimana, wan?”
Ridwan: “Kursi, kursi apa yang buat orang jadi lupa ingatan?”
Yusuf: “Kursi goyang! Soalnya kalau duduk di atasnya bikin ngantuk, lalu ketiduran. Jadi lupa kan mau ngapain.”
Ridwan: “Hahaha, bener, sih! Tapi jawabannya salah!”
Yusuf: “Terus apa jawabannya?”
Ridwan: “Jawabannya kursi jabatan!”
Yusuf: “Lah, kok bisa?”
Ridwan: “Coba, deh, liat para pejabat. Sebelum dilantik mereka banyak mengumbar janji manis kepada rakyat. Eh, waktu sudah terpilih, seperti lupa ingatan sama janji-janjinya. Bener, ‘kan?”
Yusuf: “Cocok!”
11. Contoh Teks Anekdot 11: “Tidak Mengerjakan PR”
Alfian: “Bu, saya ada pertanyaan.”
Guru: “Mau tanya apa, Alfian?”
Alfian: “Kalau ada orang dihukum karena perbuatan yang belum dia lakukan, apakah itu boleh?”
Guru: “Jelas tidak boleh dong! Orang baru boleh dihukum ketika dia dinyatakan bersalah.”
Alfian: “Syukurlah. Jadi saya bebas hukuman, bu? Soalnya sayan belum mengerjakan PR.”
Guru: “Yeee, dasar kamu! Ibu kasih nol, ya!
12. Contoh Teks Anekdot 12: “UUD”
Pada suatu hari, Bapak Hendi menjelaskan tentang Undang-Undang Dasar (UUD) dari periode ke periode.
Saat menjelaskan kepada para murid, ia juga memaparkan alasan perubahan UUD Indonesia.
Namun pada saat menerangkan, salah satu muridnya yang bernama Ilham tampak tertidur.
Lantas Bapak Hendi menegur Ilham dan memberikan pertanyaan.
“Ilham, jelaskan perubahan UUD dan apa maksud peraturan diatur di UUD,” kata Bapak Hendi.
“Kalau alasan kenapa diatur di UUD, saya tahu Pak. Soalnya semua akhirnya memang UUD, ujung-ujungnya duit,” jawab Ilham.
Murid sekelas kemudian tertawa lepas dan Bapak Hendi hanya bisa menggelengkan kepala.
13. Contoh Teks Anekdot 13: “Mimpi”
Seorang raja tengah berada dalam satu perahu dengan seorang budak asal Persia yang sebelumnya tidak pernah berlayar.
Budak tersebut sangat ketakutan.
Hal tersebut membuat raja tidak senang. Untungnya, di dalam perahu ada seorang filsuf.
“Apabila diizinkan, saya akan menenangkan hatinya,” ungkap filsuf tersebut.
“Akan sangat terpuji jika Anda berhasil menenangkannya,” jawab sang raja.
Filsuf itu kemudian menceburkan budak tersebut ke dalam air.
Tak bisa berenang, ia meronta-ronta dan kemudian ditangkap sebelum tenggelam.
Budak itu kemudian duduk di pojok buritan dan perasaannya kini lebih tenang.
Sang raja terheran-heran karena tidak mengerti apa maksud tindakan filsuf tersebut.
“Kenapa budak itu jadi tenang, padahal engkau menceburkannya begitu saja?” tanya sang raja.
“Kini ia mengerti bahwa tenggelam lebih mengerikan daripada berada di perahu,” jawab filsuf.
14. Contoh Teks Anekdot 14: “Lampu”
Seorang buta berjalan ke sungai untuk mengisi sebuah gentong air sembari menenteng lampu.
Seseorang melihatnya dan berkata, “Wahai, orang buta. Malam dan siang hari sama saja bagimu. Mengapa kamu menggunakan lampu?”.
Orang buta itu menjawab, “Hai, orang yang suka mencampuri urusan orang lain! Lampu ini bukan diperuntukkan bagiku, tetapi untuk orang yang buta pikiran agar tidak terpeleset atau menabrakku!”.
15. Contoh Teks Anekdot 15: “Baju Abdul”
Suatu hari, Abdul sedang berbelanja di pasar dan ia bertemu temannya di sana.
“Abdul, kenapa tubuhmu banyak bekas luka? Apa yang terjadi?” tanya temannya terheran-heran.
“Semalam kucing-kucingku bertengkar. Baju dan seisi lemariku dicakarnya.” jawab Abdul.
“Kenapa kau bisa terluka jika yang dicakar baju dan isi lemarimu?” tanya temannya.
“Itulah masalahnya, aku sedang memakai bajuku.”
***
Itulah beberapa contoh teks anekdot singkat yang lucu dan menggelitik.
Baca artikel menarik lainnya hanya di berita.99.co.
Temukan berbagai topik menarik lainnya di Google News Berita 99.co.
Apabila sedang mencari rumah, dapatkan rekomendasinya di www.99.co/id.
Bersama 99.co, mencari hunian jadi #segampangitu.