Kompetitor yang sudah lebih dulu hadir di Indonesia merupakan salah satu tantangan bagi 99.co saat memutuskan masuk ke negara tersebut.
Biarpun begitu, situs properti asal Singapura ini berani mengambil risiko dan melakukan ekspansi pada 2016 lalu.
Pada sesi fireside chat konferensi Tech in Asia Jakarta 2017 di Jakarta Convention Center, Selasa (1/11/17) CEO 99.co Darius Cheung mengatakan, saat pertama kali masuk ke Indonesia, 99.co memulainya tanpa pengharapan tinggi.
“Kami sama sekali belum punya existing users ataupun traffics. Semuanya dimulai benar-benar dari awal sekitar 1,5 tahun lalu,” ujarnya.
Saat ditanya alasan memilih Indonesia sebagai negara tujuan ekspansinya, Darius mengatakan bahwa populasi masyarakat Indonesia begitu besar. Itu mengapa market di negara ini ia nilai sangat menjanjikan.
Selain itu, ia terkesan dengan jiwa entrepreneurial masyarakatnya dan juga selalu ingin mencoba hal-hal yang baru. Pria yang sebelumnya berkarir di perusahaan software ini pun menyebutkan spirit tersebut merupakan hal yang penting dalam industri ini.
Di Indonesia sendiri menurut Darius menerapkan model bisnis berbeda dengan 99.co Singapura yang lebih fokus pada consumer-facing. “99.co Indonesia melakukan bisnisnya dengan bergerak langsung bersama agen-agen properti dan juga pengembang,” imbuhnya.
Saat ini, 99.co Indonesia pun bukan hanya menjalankan bisnis di Jakarta dan Bodetabek namun sudah merambah ke Bandung dan Surabaya. Menurut Darius, dalam beberapa waktu ke depan 99.co Indonesia pun akan terus melakukan perluasan daerah bisnis.
Tidak Terintimidasi Kompetitor Besar
Di dalam sesi diksusi santai yang dibawakan oleh Director of Content Strategy Tech in Asia David Corbin tersebut, Darius juga ditanya mengenai kompetitor terbesar 99.co yaitu Property Guru. Sebagai startup yang bergerak di bidang yang sama, menurutnya 99.co tidak akan terintimidasi dan tetap fokus pada strategi yang dimilikinya.
“Ya secara strategi kami tetap fokus dan menganalisis pasar dengan critical manner. Secara psikologis kami memiliki mental ‘not fearing the big guy’ dan secara bersamaan kami pun terus melakukan tuning untuk selalu mengambil risiko yang tak dapat mereka ambil,” tambah Darius.
Memilih Investor Seperti Sebuah Pernikahan
Menurut David Corbin, saat ini 99.co disokong oleh beberapa investor yang luar biasa. Ia pun menanyakan pada Darius apa saja kriteria yang ia miliki dan bagaimana cara ia memutuskan memilih investor yang tepat.
Darius mengaku sangat beruntung dengan investor yang ada di belakang 99.co saat ini. Ia menilai, pemilihan investor bisa diibaratkan dengan sebuah hubungan pernikahan yang berjalan lama. Maka itu sangat penting untuk memilih orang yang tepat sebelum memutuskan untuk bekerja sama.
Menurutnya chemistry juga adalah hal yang penting. Sebabnya, hubungan yang diinginkan antara sebuah perusahaan serta investor berlangsung lama. Itu mengapa salah satu hal yang selalu terlintas di pikiran saya adalah melakukan tes dengan memberikan mereka pilihan.
“Sebagai contoh, pada term sheet tertera mengenai pilihan likuidasi atau pro-rata rights. Pro–rata rights adalah hal yang baik untuk upside sementara liquidation preference dapat melindungi downside. Investor yang Anda inginkan adalah yang memilih untuk melakukan pro-rata rights. Bila mereka mengalah untuk tidak memilih liquidation preference, maka itulah investor yang dapat dipilih,” pungkasnya.