Khawatir dengan kebijakan baru pada pembaruan aplikasi WhatsApp yang ramai diperbincangkan? Jangan cemas! Cek tips bijak cara menggunakan WhatsApp berikut ini supaya kamu tetap merasa aman dan nyaman.
Sahabat 99, para pengguna layanan pesan instan itu mulai menerima notifikasi pembaruan Persyaratan Layanan dan Kebijakan Privasi dari WhatsApp.
Pembaruan ini akan berlaku pada 8 Februari 2021 untuk semua pengguna.
Nah, semua pengguna harus menyetujui kebijakan privasi yang ditentukan WhatsApp ini.
Jika tidak, pengguna akan menerima risiko tidak bisa lagi mengakses akun tersebut.
Dikutip Kompas, kebijakan baru tersebut di antaranya membagi data pengguna WhatsApp dengan Facebook (lokasi, alamat IP perangkat, data perangkat, dan daftar kontak).
Kemudian, menyimpan dan mengelola chat WhatsApp Business yang terintegrasi dengan hosting Facebook.
Memberikan informasi yang dibagikan pengguna pada layanan pihak ketiga atau produk perusahaan Facebook lainnya.
Pahami Risikonya
Direktur Eksekutif SAFEnet Damar Juniarto berpendapat bila ingin tetap menggunakan WhatsApp, masyarakat perlu memahami risikonya dan tetap berhati-hati.
“Memahami risiko yang mungkin muncul. Ada risiko data disalahgunakan oleh pihak ketiga, maka perlu berhati-hati saat menggunakan Whatsapp,” kata Damar dikutip Kompas.
Apa saja yang perlu kita lakukan agar tetap aman meski masih memakai aplikasi WhatsApp?
Cek di bawah ini!
Cara Menggunakan WhatsApp Aman dan Nyaman
1. Verifikasi Dua Langkah
Cara pertama adalah mengaktifkan fitur two-step verification atau verifikasi dua langkah.
Verifikasi ini berguna untuk menghindari peretasan akun karena WhatsApp akan meminta PIN verifikasi bila nomor digunakan di perangkat lain.
Cara mengaktifkannya:
- Membuka menu setting (pengaturan)
- Pilih account (akun)
- Kemudian pilih two-step verification (verifikasi dua langkah)
- Kamu akan diminta untuk mengatur atau memasang enam digit angka untuk dijadikan PIN (Jangan pernah menyebarkan PIN tersebut!).
- Isi alamat e-mail, yang di kemudian hari dapat digunakan untuk mereset PIN atau menjaga keamanan akun.
2. Hindari Sebar Percakapan Pribadi
Pihak WhatsApp menegaskan bahwa kebijakan baru WhatsApp tetap menggunakan sistem enkripsi secara end-to-end.
Enkripsi tersebut berfungsi agar WhatsApp dan Facebook tidak dapat mengakses percakapan pribadi pengguna.
Jadi, kita tidak perlu mengatur atau menyalakannya karena fitur ini sudah terpasang secara otomatis.
Keamanan digital di WhatsApp juga bergantung pada perilaku pengguna dalam menyebar percakapan pribadinya.
WhatsApp menyediakan fitur forward yang dapat meneruskan pesan ke kontak lain.
Ditambah lagi, pengguna juga dapat menyalin atau melakukan tangkapan layar pada percakapan pribadi.
Pengguna perlu memperhatikan perilaku dalam menyebar percakapan pribadi.
Bila pesan disampaikan menggunakan akun pribadi maka pesan tersebut bersifat privat.
Menyebarkan percakapan atau tangkapan layar dari WhatsApp sebaiknya seizin kedua belah pihak.
3. Perhatikan Sebaran Data Pribadi
Keamanan digital juga bergantung pada sebaran data pribadi di internet.
Semakin banyak data yang tersebar, semakin kecil keamanan digital.
Hal ini juga berlaku untuk aplikasi WhatsApp.
Hindari menyebar data sensitif, seperti KTP, NIK, dan lokasi rumah.
Damar berpendapat bahwa yang dapat dilakukan untuk menjaga keamanan data pribadi adalah mitigasi, atau tindakan pencegahan untuk mengurangi dampak penyalahgunaan data pribadi.
“Mitigasi perlu dilakukan bagi yang ingin tetap menggunakan WhatsApp dengan cara-cara seperti meningkatkan proteksi dan menggandakan keamanan perangkat, selalu meng-update keamanan perangkat, membatasi data yang dibagikan dengan mempraktikkan kebersihan digital,” terang Damar.
Rincian Berbagai Data WhatsApp dengan Facebook
Sahabat 99, berikut ini adalah data di WhatsApp yang akan diteruskan kepada Facebook.
Penting untuk mengetahui hal tersebut supaya kamu tidak keliru dalam memahaminya.
- Informasi akun (nomor telepon, nama profil, foto profil, status, perangkat seluler, dan alamat IP yang digunakan pengguna).
- Informasi pengguna data (waktu dan tujuan pengiriman pesan atau panggilan atau chat, berapa pesan yang terkirim, dan lainnya).
- Informasi lokasi berupa gambaran kasar yang tidak terlalu akurat.
- Kemungkinan WhatsApp akan mengembangkan fitur Purchases, maka data yang diberikan berkaitan dengan data pembelian.
- User content yang kemungkinan seputar wallpaper yang dipakai.
- Informasi data yang dikumpulkan WhatsApp terkait kondisi lalu lintas jaringan di aplikasinya.
- Semua informasi kontak yang ada di ponsel pengguna.
- Detail informasi pembayaran, seperti saat pengguna menggunakan WhatsApp Pay.
***
Semoga informasi di atas bermanfaat.
Cek artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Kunjungi www.99.co/id untuk menemukan hunian favoritmu!