Semua orang tua pasti khawatir jika anaknya mengalami emosi meluap-luap dan tidak stabil dibarengi dengan menangis kencang, menjerit, berteriak, berguling-guling di lantai, hingga melempar barang. Perlu diketahui, bahwa hal tersebut kemungkinan adalah tantrum.
Dilansir dari berbagai sumber, kondisi tersebut memang dikatakan tergolong normal.
Selain itu, merupakan bagian dari proses perkembangan anak.
Hanya saja, ini bisa mengakibatkan orang tua stres dan cemas jika terus menerus terjadi pada sang anak.
Dikutip Alodokter, tantrum biasanya dialami oleh anak yang berusia 1-4 tahun.
Ketika mengalami kondisi tersebut, orang tua memang disarankan tidak terbawa emosi dan panik.
Namun, sering kali orang tua hilang kesabaran hingga menakuti sang anak.
Sebetulnya ada beberapa cara yang bisa orang tua lakukan untuk mengatasi hal tersebut pada anak.
Namun, sebelumnya kenali dulu dua jenis tantrum seperti dikutip halodoc.
Jenis Tantrum yang Umum pada Anak
1. Tantrum Manipulatif
Kondisi ini akan muncul jika keinginan anak tidak dipenuhi.
Ini adalah kondisi yang dibuat-buat oleh anak untuk membuat orang lain memenuhi keinginannya.
Perlu diingat, tantrum manipulatif tidak terjadi pada semua anak.
Kebanyakan akibat adanya penolakan.
2. Tantrum Frustasi
Umumnya, ini terjadi yang disebabkan karena anak belum bisa mengekspresikan dirinya dengan baik.
Anak dengan berusia 18 bulan rentan mengalami kondisi ini.
Ini akibat merasa kesulitan mengatakan dan mengekspresikan apa yang dirasakan pada orang lain.
Tidak hanya itu, anak akan mengalami kondisi ini karena dipengaruhi beberapa faktor.
Misalnya, kelelahan, kelaparan, atau gagal melakukan sesuatu.
Penyebab Tantrum
Orang tua juga harus tahu bahwa tantrum umumnya disebabkan oleh terbatasnya kemampuan bahasa anak untuk mengekspresikan perasaannya.
Mereka hanya bisa meluapkan emosinya dengan cara meronta, berteriak, menangis, menjerit, serta menghentakkan kedua kaki dan tangannya ke lantai.
Pada kasus tertentu, mungkin bisa disebabkan oleh gangguan perilaku atau masalah psikologis, seperti autisme dan depresipsikologis.
Selain itu juga bisa menjadi ajang anak melakukan observasi dan mengenali cara mendapatkan keinginanannya.
Misalnya, saat anak mengamuk untuk mendapatkan sesuatu dan orang tua menuruti keinginannya, ia akan mengulangi cara tersebut di kemudian hari.
Jika terus dibiarkan, hal tersebut bisa menjadi kebiasaan buruk bagi sang anak.
Baca Juga:
Jangan Panik! Ini 6 Cara Menyiasati Saat Kepergok Bercinta oleh Anak di Rumah
Cara Mengatasi Tantrum pada Anak
Nah, setelah mengetahui penyebab dan jenisnya, maka kondisi ini seharusnya tidak boleh dibiarkan terus-menerus.
Ini karena bisa menjadi kebiasaan yang buruk dan memengaruhi perkembangannya di kemudian hari.
Untuk itu, perhatikan cara mengatasi tantrum pada anak dengan cara berikut ini:
1. Tetap Tenang
Saat anak mengalami kondisi ini, orang tua harus tetap tenang dan jangan membalas berteriak atau memaksa anak menghentikan amukannya.
Sikap yang tenang akan membuat anak lebih mudah untuk diatasi.
Bisa juga mengajak anak ke tempat yang lebih sepi dan tenang guna menenangkan emosinya.
2. Cari Tahu Penyebabnya
Beragam hal bisa menjadi penyebab tantrum pada anak.
Ini seperti keinginan yang tidak terpenuhi atau adanya perasaan lapar dan mengantuk yang sulit diungkapkan.
Jika anak belum bisa berbicara, salah satu cara untuk mengenali penyebabnya adalah dengan menanyakan secara langsung.
Anak mungkin akan mengangguk atau menggeleng.
Jika penyebab tantrum anak diketahui, maka orang tua akan lebih mudah mengatasinya.
3. Alihkan Perhatian
Anak kecil sangat mudah melupakan sesuatu dan tertarik pada hal baru.
Hal ini bisa dimanfaatkan untuk mengalihkan perhatiannya.
Misalnya, memberikan mainan yang sudah lama tidak dimainkan atau memberikan camilan kesukaannya saat anak berteriak, marah, atau terlihat rewel.
4. Jangan Memukul
Saat mengalami tantrum, pantang untuk memukul atau mencubit anak.
Lakukan pelukan hangat atau cium untuk menenangkan emosinya.
Selain menenangkan, hal itu juga bisa menjadi cara untuk menunjukkan bahwa kita benar-benar peduli dan mencintai mereka.
Namun, jika kondisi ini terus terjadi terlalu sering atau membuatnya menyakiti dirinya atau orang lain, maka sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Baca Juga:
10 Ciri Ciri Virus Corona Pada Anak. Waspada, Bisa Komplikasi MIS-C!
Sahabat 99, demikianlah penjelasan soal tantrum pada anak.
Semoga artikel ini membantu, ya.
Simak terus tulisan lainnya di Berita Properti 99.co Indonesia.
Jika sedang mencari rumah di Depok, cek saja di www.99.co/id!