Berita

Berantas Kemiskinan, Pemerintah Bangun Rumah Khusus untuk Nelayan

2 menit

Urbanites, sudah tahu kan kalau pada 6 April 2016 adalah Hari Nelayan Nasional? Jika kita membaca berita-berita terkait hari tersebut, salah satu topik yang akan muncul adalah kesejahteraan para nelayan Indonesia. Kesejahteraan tersebut tidak selalu membahas pendapatan mereka dari hasil jual beli ikan, tapi juga tentang pemenuhan kebutuhan, termasuk kebutuhan papan.

Seperti yang kita ketahui bersama, masih banyak nelayan tidak memiliki rumah tinggal yang layak. Umumnya, rumah-rumah mereka dibuat sangat sederhana dengan mengandalkan material dari alam. Misalnya, bambu, kayu-kayu bekas, dan juga pelepah daun dari pohon-pohon di sekitar tempat mereka bermukim.

Di dalam rumah tersebut tidak akan ditemukan kamar-kamar, tetapi hanya lah ruangan kecil yang digunakan untuk segala aktivitas. Aktivitas mandi, cuci, kakus (MCK) pun kerap dilakukan di tempat yang terpisah dari bangunan rumah. Dapat dikatakan, rumah para nelayan masih kurang layak.

Untungnya nih Urbanites, pemerintah kita melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) telah mencanangkan program rumah murah khusus bagi para nelayan sebanyak 15 ribu unit. Program tersebut dilakukan sebagai langkah untuk mengentaskan kemiskinan, khususnya di wilayah pesisir pantai. Jadi, melalui program tersebut, para masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan dapat membeli rumah baru dengan mencicil menggunakan Kredit Perumahan Rakyat (KPR).

Realisasi

Realisasi rumah-rumah khusus bagi nelayan itu sendiri beritanya baru mulai muncul pada sekitar awal tahun 2015 dan berlanjut hingga tahun ini. Dilansir dari beberapa situs berita, pada 6 November 2015 lalu, pemerintah telah merampungkan pembangunan 50 unit rumah khusus nelayan di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Harga masing-masing rumah tersebut dibanderol seharga Rp150 juta.

Dalam proses kepemilikan rumah tersebut, Kemenpupera pun menetapkan tiga cara: mencicil 20 tahun bagi para nelayan yang bisa membeli (berpenghasilan Rp2,6 juta – Rp7 juta; menyewa bagi nelayan yang berpenghasilan namun tak bisa membeli; dan dihibahkan, bagi nelayan yang tak bisa membeli ataupun menyewa.




Sementara itu, pada tahun yang sama, realisasi pembangunan rumah khusus nelayan di Kuala Tungkal, Jambi, masih dalam tahap pembangunan. Sebanyak 100 unit rumah sudah dibangun, namun pemerintah daerah sendiri telah mengajukan tambahan sekitar 200 unit rumah.

Di tahun berikutnya, tepatnya Maret 2016, realisasi rumah murah khusus bagi nelayan juga kembali dilakukan. Tepatnya sebanyak 251 unit yang tersebar pada lima wilayah di Sulawesi Selatan. Serah-terima kunci pun telah dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Sulsel kepada perwakilan kelima kabupaten tersebut, yaitu Kabupaten Keplauan Selayar (Desa Laiyolo  dan Desa Bontosikyu), Kabupaten Pinrang (Desa Wakka), Kabupaten Luwu (Doesa Raja), serta di Kabupaten Luwu Timur (Desa Burau dan Desa Malili).

Rumah sederhana di kelima daerah tersebut didesain minimalis dengan luas 36 meter persegi. Di dalamnya terdapat dua kamar tidur, satu kamar mandi, dan satu ruang tamu. Rumah tersebut juga dilengkapi dengan fasilitas air, listrik, jalanan, dan drainase. Sangat layak huni bukan, Urbanites?.

Lalu bagaimana dengan daerah yang sangat jauh di ujung Timur Indonesia, Papua? Rencananya, pemerintah pun akan fokus membangun rumah di sana pada tahun ini untuk menutupi backlog yang terjadi. Salah satu sektor yang akan dibangun adalah perumahan khusus untuk para nelayannya.

Semoga program tersebut dapat terealisasi dengan baik dan merata di seluruh penjuru Indonesia. Yuk, kita berharap bersama-sama Urbanites!

 Oh ya! Pada pekan ini, UrbanIndo masih membahas serba-serbi dunia properti yang berhubungan erat dengan hari tersebut. Jadi, stay tune dan terus kunjungi blog UrbaIndo ya, Urbanites!




Related Posts