Berita Berita Properti

6 Alasan Rumah Kolonial Belanda Tempo Dulu Lebih Adem, Apa Rahasianya?

3 menit

Ternyata ada jawaban masuk akal, di balik ademnya rumah kolonial Belanda. Apa saja? Yuk, silakan simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

Indonesia menurut catatan sejarah, ‘dijajah’ oleh bangsa Belanda hingga 350 tahun lamanya.

Walau fakta sejarah tersebut mulai diperdebatkan, tapi satu hal yang pasti, Belanda pernah berada di Indonesia dan banyak meninggalkan jejak sejarah.

Salah satu jejak sejarah yang masih tampak adalah bangunan-bangunan atau rumah kolonial Belanda.

Di beberapa daerah, rumah kolonial Belanda masih tetap berdiri, entah dijadikan tempat tinggal, kantor, atau fungsi bangunan yang lain.

Namun, pernahkah kamu tahu, mengapa rumah kolonial Belanda selalu tampak adem dari hunian zaman sekarang?

Padahal pada zaman dulu, teknologi air conditioner atau AC belum ditemukan.

Ternyata ada alasan masuk akal di balik pertanyaan tersebut.

Di media sosial twitter, akun @gravelindonesia membuat ulasan khusus mengenai rahasia ademnya rumah zaman Belanda tempo dulu.

Cuitan yang dibuat utas oleh mereka, lantas viral dan mendapat atensi positif dari khalayak twitter.

Kami pun sudah merangkum, beberapa alasan mengenai rumah kolonial Belanda atau indis itu tampak selalu adem.

Berikut ulasan selengkapnya.

6 Alasan Rumah Kolonial Belanda Tempo Dulu Lebih Adem

rumah kolonial belanda

travel.detik.com

Akun @gravelindonesia menyebut rumah zaman kolonial Belanda dengan istilah indis.

Indis sendiri, merupakan istilah untuk menyebut rumah atau tempat tinggal orang-orang Belanda asli atau Indo-Belanda.

Biasanya, rumah indis gaya arsitekturnya mengusung gaya Eropa yang dicampur dengan gaya lokal.

1. Mempunyai Sirkulasi Udara yang Baik

Alasan pertama mengapa rumah indis tampak dan terasa adem karena dilengkapi oleh sirkulasi udara yang baik.

Ada dua hal yang membuat sirkulasi udara baik, pertama rumah Belanda tempo dulu banyak menggunakan jendela besar.

Kemudian kedua, merancang langit-langit yang tinggi.

Alhasil, udara akan bergerak bebas keluar masuk ke dalam rumah.

“Langit-langit tinggi juga membuat udara panas bisa naik, dan membuat bagian bawah ruangan terasa lebih dingin,” tulis @gravelindonesia.

2. Beranda Rumah Dibuat Lebar dan Dilengkapi dengan Tritisan

Alasan kedua karena rumah kolonial Belanda umumnya mempunyai beranda dan tritisan yang lebar.

Dengan mempunyai beranda luas, percikan air hujan tak akan sampai ke dinding rumah.

Sementara tritisan yang lebar, berfungsi untuk menghalau cahaya matahari agar tak langsung mengenai dinding rumah.



3. Menggunakan Jenis Lantai Teraso

lantai teraso

artikel.rumah123.com

Menurut akun twitter @gravelindonesia, rumah indis tempo dulu cenderung banyak menggunakan teraso sebagai material lantai rumah.

Lantai jenis ini mempunyai keunggulan menyerap panas dan lebih memberikan hawa dingin di dalam rumah.

Selain itu, ada keunggulan lain dari lantai teraso, yakni:

  • Mempunyai banyak corak;
  • Mudah dirawat;
  • Lebih awet;
  • Tahan berat;
  • Tidak licin dan anti gores.

4. Merancang Dinding dengan Bata yang Tebal

Sahabat 99, kamu pasti akan setuju, jika rumah tempo dulu tampak lebih kokoh. Betul, ‘kan?

Jawabannya karena rumah kolonial Belanda menggunakan dinding bata tebal.

Selain agar kokoh, dinding bata tebal berfungsi untuk menahan sinar matahari dari luar, supaya cahaya matahari susah masuk ke dalam rumah.

“Karena dindingnya lebih tebal, sinar matahari butuh waktu lama buat bikin dinding rumah kolonial jadi lebih panas. Efeknya, tentu rumah jadi lebih sejuk!” cuit @gravelindonesia.

5. Menggunakan Pintu dengan Lubang Angin

rumah kolonial belanda

cnnindonesia.com

Setelah penjelasan dari @gravelindonesia, ada dua alasan lain mengapa rumah Belanda tempo dulu lebih adem.

Dua penjelasan ini kami lansir dari laman kompas.com.

Pertama karena rumah indis menggunakan pintu dengan lubang angin.

Lubang angin ini berfungsi sebagai ventilasi tambahan agar udara bisa masuk ke dalam rumah.

6. Atap Dibuat Berbentuk Perisai

Berikutnya karena atap rumah dibuat berbentuk perisai.

Tak sembarangan dibuat, atap perisai dirancang karena terinspirasi dari rumah tradisional Jawa.

Fungsi lainnya untuk memberikan ruang antara atap dan plafon.

Dengan demikian, ruangan yang berada di bawah tak akan terlalu panas.

***

Itulah penjelasan lengkap, mengenai alasan ademnya rumah kolonial Belanda tempo dulu.

Semoga bermanfaat, Sahabat 99.

Baca artikel seru lainnya hanya di Berita 99.co Indonesia.

Sedang mencari rumah di daerah Depok?

Tak perlu repot, langsung saja kunjungi www.99.co/id.

Cek sekarang juga!




Insan Fazrul

Sejak kuliah sudah aktif menulis di Pers Kampus. Usai lulus, Insan menjadi penulis lepas yang fokus dengan topik gaya hidup dan sepak bola. Kini, menulis di 99 Group dengan membahas properti, pendidikan, gaya hidup, hingga teknologi.
Follow Me:

Related Posts