Gara-gara masalah sepele, dua rumah di Ponorogo berselisih lahan. Salah satu di antara mereka sampai harus memanjat tembok untuk keluar karena akses rumah ditutup.
Hidup bertetangga memang harus harmonis.
Kalau tidak dijaga baik-baik, bisa-bisa berakhir tragis seperti nasib Wisnu Widodo.
Pria asal Desa Gandukepuh, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur itu terpaksa harus melompati tembok berukuran 1 meter jika ia ingin keluar masuk rumah.
Setelah ditelusuri alasannya, ternyata tembok tersebut dibangun bukan untuk menutup akses rumah Wisnu.
Bagaimana kisah Wisnu selengkapnya?
Jangan lewatkan ceritanya di bawah ini.
Akses Rumah Ditutup Menggunakan Tembok karena Masalah Sepele
Permasalahan kedua tetangga ini dimulai dari perseteruan kecil.
M, inisial nama tetangga Wisnu mengaku kesal karena setiap hari ia menginjak kotoran ayam Wisnu yang berkeliaran di lahannya.
Sebelum tembok dibangun, Wisnu dan M sempat berselisih.
Hubungan kedua kepala keluarga ini renggang sampai akhirnya M memutuskan untuk membangun penghalang di antara kedua rumah mereka.
Eh, bukannya cuma menghalangi ayam, M juga menutup jalur keluar masuk Wisnu ke rumah.
Ia dan keluarga harus rela melompati tembok tinggi itu setiap hari.
Berita ini sontak membuat para netizen kaget.
Kisah miris Wisnu ini viral setelah dibagikan di Twitter oleh akun @CNNIDdaily.
Sejak 4 tahun, bapak 4 anak harus berjuang untuk sekedar keluar masuk rumahnya sendiri menggunakan kursi. Ini lantaran satu-satunya akses keluar masuk rumah ditutup tembok setinggi 1 meter oleh tetangganya sendiri, Mistun dan Edy. #CNNIDNewsHourhttps://t.co/ns6OyEQkD6 pic.twitter.com/TsfzhzUCaq
— CNN Indonesia Daily (@CNNIDdaily) July 24, 2020
Baca Juga:
Tampilan Baru Rumah Pak Eko yang Dulu Terkepung Kini Viral Lagi. Ini Alasannya!
Parahnya lagi, akses rumah Wisnu sudah tertutup selama 4 tahun dari tahun 2016 silam.
Dilansir dari bombastis.com, Wisnu mengaku masih bisa keluar masuk rumah tanpa harus melompati tembok.
Ia hanya harus melewati gang sempit selebar orang dewasa.
Namun, ia mengaku enggan memilih jalur tersebut karena terlalu sempit dan jalannya yang memutar.
Sempat Dimediasi dan Masuk Pengadilan
Menurut warga sekitar, kasus lahan antara Wisnu dan M itu pernah dimediasi oleh perangkat desa.
Sayangnya, upaya tersebut gagal karena M bersikukuh atas tindakannya untuk membangun tembok.
Padahal, petugas Desa hanya meminta M untuk memberikan Wisnu akses kecil keluar masuk rumah, baik itu pagar atau secuil celah.
Oleh karena upaya mediasi yang sia-sia, kasus ini pun akhirnya dibawa ke pengadilan.
Usaha Wisnu tidak sia-sia.
Pasalnya, kasus yang ia usulkan ke pengadilan dengan mudah ia menangkan.
Walaupun begitu, M tetap saja memilih untuk tidak menanggapi keputusan pengadilan dan tetap mempertahankan tembok buatannya.
Dilansir dari Kompas, Kepala Desa Gandukepuh, Suroso, mengatakan M berencana untuk mengajukan banding.
Sampai sekarang, belum jelas nasib Wisnu dan keluarganya yang harus naik turun tembok.
Semoga saja pertikaiannya berakhir dengan damai, ya!
Baca Juga:
Pasutri Sering Mendengar Suara Aneh Dibalik Tembok Rumah. Setelah Dibongkar Isinya Mengejutkan!
Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari cerita di atas ya, Sahabat 99.
Jangan lupa untuk pantau terus informasi penting seputar properti lewat Berita Properti 99.co Indonesia.
Untuk kamu yang sedang mencari hunian masa kini seperti Citra Garden Puri, langsung saja kunjungi 99.co/id.